Tebo, Gatra.com - Pendamping SAD Tebo, Ahmad Firdaus mengatakan Suku Anak Dalam (SAD), korban kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) ditelantarkan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tebo.
Baca Juga: Sebanyak 12 KK Suku Anak Dalam Terancam Mati Kelaparan
"Sampai saat ini belum ada reaksi dari pihak Dinsos terkait warga SAD Tebo korban SMB. Belum ada mereka datang atau berkunjung ke warga SAD," kata Firdaus, Jumat (1/8).
Firdaus menjelaskan jika saat ada sekitar 12 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 40 orang warga SAD terancam mati kelaparan pasca insiden SMB dan beberapa anak-anak menderita sakit.
Baca Juga: Ketumenggungan SAD Bakal ke Jambi, Audiensi dengan Kapolda
Tidak itu saja, ada sekitar 6 warga SAD saat hingga saat ini masih ditahan di Polda Jambi. "Kemarin (Kamis), Tim Terpadu dari Provinsi Jambi ke Tebo untuk mencari solusi dan menampung keluhan korban SMB, termasuk warga SAD. Akan tetap tak satupun dari Dinsos Tebo yang hadir. Padahal beberapa korban SMB adalah warga SAD di bawah naungan Dinsos," kata Firdaus lagi.
Untuk itu, Firdaus minta kepada Bupati Tebo, Sukandar agar mengevaluasi kinerja Kadinsos. "Soal SAD korban SMB ini sangat urgensi. Sementara Dinsos terkesan cuek. Sudah sewajarnya Bapak Bupati mengevaluasi kinerja OPD-nya," kata dia.
Baca Juga: Pendamping Suku Anak Dalam Koordinasi dengan Kapolres Tebo