Bandung, Gatra.com - Meski Gunung Tangkuban Parahu naik status menjadi Level 2 atau Waspada, namun tak ada potensi erupsi yang lebih besar.
"Sampai sejauh ini masih belum ada potensi erupsi yang lebih besar dari Gunung Tangkuban Parahu," tegas Kepala Pusat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani di Bandung, Jumat (2/8).
Meski begitu, pihaknya tetap siaga dan waspada untuk memberikan informasi terkini terkait status Gunung Tangkuban Parahu.
Baca Juga: Erupsi Tangkuban Perahu, Emil Imbau Warga Cari Berita Resmi
Sejak Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi besar pada 1829, menurut Kasbani, yang terjadi selanjutnya hanya erupsi freatik. Ini merupakan jenis erupsi yang tidak mengeluarkan magma segar seperti yang terjadi pada Gunung Agung di Bali. Ketika erupsi ini terjadi, yang keluar hanya uap air. Uap air itulah yang menekan material-material dari dalam kawah, termasuk kerikil, pasir, serta debu.
Meski begitu, kandungan gas vulkanik yang keluar dari area sekitar kawah serta abu vulkanik dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa. Oleh karena itu, Kasbani menegaskan, potensi bahaya dari Gunung Tangkuban Parahu adalah radius 1,5 km dari kawah aktif.
"Patokannya adalah Pos Pemantauan PVMBG. Pos tersebut, masuk dalam radius 1,8 km dari kawah," terangnya.
Baca Juga: Erupsi Tangkuban Perahu, Ini SPBU Pertamina yang Buka
Perlu diketahui, Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi pada Jumat (26/7) lalu. Pasca erupsi, data deformasi mengindikasikan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih belum stabil.
Terbukti dengan meningkatnya aktivitas sejak Kamis malam (1/8). Sekitar pukul 20.46 WIB, Gunung Tangkuban Parahu kembali erupsi diikuti tiga erupsi lainnya. Aktivitas kembali meningkat dan erupsi kembali terjadi pada Jumat (2/8) dini hari, hingga saat ini.
Kondisi tersebut membuat PVMBG mengeluarkan rekomendasi peningkatan status dari Level 1 atau Normal, menjadi Level 2 atau Waspada.