Jakarta, Gatra.com - Pengamat Pendidikan Mohammad Abduhzen menilai wacana mendatangkan dosen dan rektor asing yang digulirkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir sebagai wacana yang tidak masul akal. Menurutnya, dosen atau rektor asing tidak serta merta akan membuat mutu atau kualitas perguruan tinggi di Indonesia akan meningkat.
Abduhzen menambahkan, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia tidak bisa dibangun hanya mengandalkan tenaga asing. Hal itu dikarenakan perlu adanya partisipasi aktif dari seluruh civitas akademika lainnya.
"Perguruan tinggi itu mutunya tidak bisa ditingkatkan hanya dengan satu orang. Biar sehebat apa pun dosen asing itu, mesti ada partisipasi dari civitas akademika lainnya," kata Abduhzen saat dihubungi Gatra.com, Kamis (1/8)
Menristekdikti mengambil contoh Singapura dan Suadi Arabia, Abduhzen menilai hal itu tidak relevan karena ada perbedaan di antara lingkungan akademis negara-negara tersebut dibandingkan dengan di Indoneisa.
"Tentu berbeda tidak bisa disamakan, ada perbedaan jauh di Indonesia dengan negara-negara luar misal sistem masyarakatnya berbeda, lingkungan akademisnya, situasi keuangannya. Makanya saya pesimistis wacana tersebut bisa menjadi solusi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Abduhzen menilai untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi ada baiknya Menristekdikti dan pemerintahan untuk memfokuskan diri pada pembangunan pendidikan. Seperti visi pembangunan sumberdaya manusia yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di periode keduanya.
"Mari kita curahkan fokus kita pada pembangunan pendidikan perguruan tinggi untuk jadi agenda utama kita, mumpung Presiden Jokowi sedang mencanangkan peningkatan SDM," jelasnya.