Surabaya, Gatra.com - Industri cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sangat potensial di Indonesia. Bahan baku utama, rumput laut, sangat melimpah di sepanjang pesisir Indonesia.
Kementerian Perindustrian mengapresiasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang mempelopori pengembangan cangkang kapsul rumput laut di Indonesia. Industri milik Unair tersebut berkapasitas 3,6 juta cangkang kapsul per hari.
"Peluang cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai pengganti gelatin cukup besar,” kata Dirjen Industri Argo, Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim di Kampus C Unair Surabaya, Kamis (1/8).
Menurut Rochim, Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar di dunia. Namun, industri pengolahan rumput laut menjadi produk jadi masih harus ditingkatkan lagi.
Kebutuhan cangkang kapsul nasional sebanyak 6 miliar butir per tahun dan belum sepenuhnya dipenuhi produksi dalam negeri. Produksi domestik cangkang kapsul brbahan baku gelatin mencapai 5 miliar butir dan sisanya adalah impor.
Pembuatan cangkang kapsul baku gelatin adalah hasil produk hidrolisis kolagen yang berasal dari kulit, jaringan, tulang sapi, kerbau, dan babi. Itu diimpor dari Thailand Bangladesh, India, dan Tiongkok.
Selain itu, sambung Rochim, cangkang kapsul berbahan gelatin tidak memberikan kenyamanan karena kehalalannya masih diragukan.
"Itulah mengapa peluang cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai pengganti gelatin cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia," tegasnya.
Reporter: Abdul Hady JM
Editor: Abdul Rozak