Medan, Gatra.com - Sisingamangaraja XII ternyata memiliki hubungan kekerabatan dengan Nommensen. Fakta itu menampik penelitian-penelitian yang menyebut ketidakharmonisan di antara kedua tokoh itu.
Hal itu terungkap dalam diskusi yang digelar Forum Diskusi Terbatas (Forditas) di Sanggar Sitopak Sada, Jalan Citra Anggrek, Simpang Selayang, Medan Tuntungan. Pemantik diskusi Thompson Hs, mengatakan, anggapan yang menyatakan keduanya tidak harmonis tidak selalu benar.
Baca Juga: Forditas Gali Ketokohan dan Spiritualisme Dinasti Sisingamangaraja
Karena keduanya terikat dalam satu kekerabatan. Menurutnya, di antara kedua tokoh yang berpengaruh di Tanah Batak itu, telah terjadi kawin politik, yang membuatnya Sisingamangaraja XII dan Nommensen jadi berkerabat.
"Adik perempuan Sisingamangaraja XII yang bernama Tornagugun Sinambela dipersunting menjadi istri oleh Samuel Siregar. Samuel Siregar adalah pemuda asal Angkola, yang telah diangkat Nommensen menjadi anaknya," kata Thompson.
Baca Juga: Misteri Marga Sisingamangaraja
Hal tersebut mengacu kepada sebuah buku yang belum lama ini terbit. Thompson juga menjelaskan, bahwa Sisingamangaraja XII di satu sisi juga mengagumi Nommensen. Tidak heran bila pengikutnya, kerap disuruh untuk belajar kepada misioner Jerman itu.
Diksusi dengan tema "Sisingamangaraja dalam Berbagai Refrensi" itu merupakan yang ke-7 kalinya itu digelar Forditas bekerjasama dengan Balai Arkeologi Sumatera Utara. Dalam sesi tanya jawab salah seorang peserta diskusi Abdul Panjaitan, menanyakan kapan stempel Sisingamangaraja mulai digunakan.
Baca Juga: Orang Indonesia Masih Sulit Terima Temuan Sejarah
Menjawab itu Thompson yang mengacu kepada penelitian sejarawan Batak, Uli Kozok menjelaskan, penggunaan stempel kerajaan itu diprediksi mulai digunakan oleh Sisingamangaraja VIII.
"Yang menarik mengapa di stempel itu Sisingamangaraja mengklaim bukan sebagai Raja Batak, namun Raja Toba. Apakah karena ada ingatan masa lalu atau hal lainnya?" tanya Thompson. Pertanyaan itu tidak terjawab pasti, sehingga peserta sepakat akan membahasnya pada diksusi lanjutan.
Baca Juga: BPODT Berharap Musisi Dunia Perkenalkan Keindahan Bukit Singgolom, Tobasa
Dalam kesempatan itu, Forditas juga memperkenalkan Sanggar Sitopak Sada sebagai wadah baru bagi para pegiat budaya di Medan untuk berkreasi dan berdiskusi. Dikatakan Thompson, Sitopak Sada merupakan singkatan dari Simalungun, Toba, Pakpak, Karo, Satu Danau.
"Semangatnya agar kabupaten-kabupaten itu merasa memiliki Danau Toba, menjaga serta merawatnya," akhirnya.