Pekanbaru,Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Provinsi Riau telah menimbulkan sorotan terhadap korporasi. Tercatat, lima perusahaan mendapat teguran dari Pemprov Riau sejak terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di penghujung bulan Juli 2019.
Berbincang dengan Gatra.com, Wakil Ketua Komisi I DPRD Riau Taufik Arrahkman menyebut, hingga kini pihaknya masih terus mencermati perkembangan kasus karhutla di Riau. Menurutnya, Parlemen Riau belum berencana memanggil perusahaan-perusahaan itu.
"Kalau terindikasi membakar lahan kan sudah ada mekanismenya. Untuk saat ini kita berharap tindakan pencegahan bakal optimal," katanya Kamis (1/8).
Adapun kelima perusahaan yang disebut tadi antara lain; PT Priatama Rupat (Surya Dumai Group), PT Jatim Jaya Perkasa Teluk Bano II, PT Wahana Sawit Subur Indah Siak, PT Seraya Sumber Lestari Siak dan PT Langgam Inti Hibrindo di Pelalawan.
Perihal terungkapnya kelalaian lima perusahaan itu dalam menjaga lahan bermula saat diadakanya rapat evaluasi penanganan karhutla di Pangkalan TNI Angkatan Udara Resmin Nurjadin, Senin (27/7). Dalam rapat itu perusahaan dituding lalai menjaga areal di sekitar perusahaan untuk tidak terbakar.
Untuk diketahui, lahan dengan jarak dua hingga lima kilometer dari areal konsesi merupakan tanggung jawab perusahaan pemilik konsesi. Artinya, perusahaan diminta memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan pemadaman di areal itu.
Taufik menambahkan, pola karhutla yang lebih dominan terjadi di kabupaten/kota, menandakan adanya persoalan koordinasi antar pemerintahan di Riau. Oleh sebab itu dia berharap, Gubernur Riau Syamsuar bisa melakukan terobosan di ranah koordinasi antar pemerintah daerah.
" Salah satu hal mendasar bagi kepemimpinan di daerah adalah bagaimana melakukan koordinasi antar wilayah. Itu yang kita tunggu. Kalau menyangkut aturan terkait penyelamatan lingkungan, itu kan sudah cukup padat. Jadi memang bagaimana kita mengontrolnya lah," katanya
Berdasarkan data BMKG stasiun Kota Pekanbaru, sebanyak 126 titik panas terdeteksi di Riau pada Kamis (1/8). Titik ini menyebar di 9 kabupaten/kota dengan Pelalawan sebagai kawasan hot spot terbanyak. Adapun jumlah titik panas di Pelalawan mencapai 51 titik diikuti Indragiri Hilir 35 titik, Rokan Hilir 13 titik, Indragiri Hulu 9 titik, Bengkalis 4 titik, Kampar dan Dumai masing-masing 3 titik dan Rokan Hulu 1 titik.