Temanggung, Gatra.com – Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung menggelar Bursa Inovasi Desa (BID) tahun 2019. Menjaring ide sekaligus menuntut komitmen pemerintah desa dalam memanfaatkan dana desa.
Tidak seperti tahun lalu yang dipusatkan di tingkat kabupaten, BID tahun ini diselenggarakan di tiap-tiap kecamatan. Pemerintah desa diharapkan lebih fokus memutuskan program pembangunan.
Bursa Inovasi Desa Kecamatan Kandangan dihadiri perwakilan 16 pemerintah desa. Masing-masing mengajukan program inovasi yang akan dicantumkan dalam kartu komitmen.
Program dalam kartu komitmen nantinya akan masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes). Pelaksanaan komitmen program akan diawasi oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) tingkat kecamatan.
Sebagai bantuan pemerintah desa mengajukan usulan, disediakan ratusan referensi program hasil pengumpulan data tahun 2018. Pemerintah desa akan memilih program apa yang cocok dilaksanakan di wilayahnya sesuai potensi.
“Desa-desa datang dengan membawa dokumen terkait pemetaan potensi. Kemudian disesuaikan dengan rencana pembangunan desa dan dicocokan dengan daftar referensi di bursa,” kata FN Tri Gunawan, Tenaga Ahli Teknologi Tepat Guna, Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Temanggung, Kamis (1/8).
Tujuan memberikan referensi program pada pemerintah desa adalah agar penggunaan dana tidak hanya untuk pembangunan fisik tapi mulai mengarah pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi.
Desa Gesing di Kecamatan Kandangan memiliki potensi besar ekonomi budidaya kopi. Kopi robusta Gesing pernah meraih juara pertama kontes kopi nasional tahun 2017.
“Temanggung ini supplier 65 persen kopi di Jawa Tengah. Secara khusus TPID sudah melihat peluang industri kopi di Temanggung. Di referensi program bursa inovasi juga ada yang mengarah ke sana, seperti one stop coffee, rumah produksi kopi, dan BUMDes yang bergerak di bidang kopi.”
Pada tahun 2018 Bursa Inovasi Desa diadakan di 428 kabupaten (98 persen) di seluruh Indonesia. Sekitar 72.266 pemerintah desa (96 persen) hadir dalam kegiatan tersebut.
Hingga Juli 2019 tercatat 11.841 desa mereplikasi program dari Bursa Inovasi Desa kedalam APBDes. Program Inovasi Desa diperkirakan memberi dampak peningkatan kualitas belanja pemerintah desa mencapai Rp8,4 triliun.