Yogyakarta, Gatra.com – Sejak medio Juli ini, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengelompokkan masalah sekitar 236 ribu koperasi dan UMKM.
Kepala Dinas Koperasi UMKM DIY Sri Nurkyatsiwi mengatakan kinerja dan kualitas koperasi dan UMKM DIY secara umum meningkat. Pemerintah memang mengejar peningkatan kinerja dan kualitas UMKM dan koperasi selama tiga tahun ini.
“Namun di lapangan kami masih menemukan koperasi dan UKMK sering menemui masalah. Karenanya, sejak pertengahan tahun ini, kami melakukan klusterisasi masalah dan ditargetkan selesai tahun depan,” jelasnya usai membuka ajang ‘Teknopreneur Muda Pemula 2019’ di Kota Yogyakarta, Kamis (1/8).
Baca Juga: Strategi Koperasi Bertahan, Ubah Orientasi dan Gaet Milenial
Ajang tahunan ini adalah gagasan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang bertujuan mencari teknopreneur muda di enam kota. Pemenang ajang ini berhak mendapat hadiah modal dari Kemenpora.
Siwi melanjutkan, pengelompokan masalah tidak lagi berpatokan pada omzet dan aset UMKM dan koperasi seperti indikator utama selama ini. Namun akan diperlebar terutama pada aspek masalah yang dihadapi koperasi dan UMKM tersebut.
“Pemetaan masalah bisa kami mulai dari produk, pembiayaan, sertifikasi, kelembagaan, hingga manajemen pemasaran. Kami akan menggandeng pakar dan akademisi, sehingga kami bisa menemukan solusi tepat untuk setiap permasalahan,” jelas Siwi.
Dia mengingatkan, meski pertumbuhan UMKM di DIY tinggi, pengelola punya tantangan menciptakan produk beorientasi pasar. Dengan produk berorientasi pasar, Siwi yakin koperasi dan UMKM semakin mudah mendapat investasi.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Koperasi Bukan Alat Politik
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Faisal Abbdulah mengatakan ajang tahunan ini bertujuan menjaring dan membina teknopreneur yang punya keunggulan iptek dalam menjalankan usahanya.
“Bidang usaha yang kami targetkan adalah periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desa, film, video, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, pernerbitan, dan teknologi informasi,” katanya.
Kemenpora berharap program ini mampu mengarahkan pemuda dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian bisnisnya di tengah ketatnya persaingan.
Tahun lalu kegiatan ini mendapat 20 pemenang dari Batam, Klaten, Malang dan Manado. Sebagai upaya menarik minat lebih besar pelaku teknopreneur, tahun ini ajang diperbesar hingga enam kota yang meliputi Tegal, Banjarmasin, Jambi, Kediri, Denpasar, dan Yogyakarta.
“Dari enam kota ini kami telah mendapatkan 180 peserta yang akan kami saring menjadi 48 dan delapan terbaik akan mendapatkan hadiah dari Rp15 juta sampai Rp10 juta,” kata Faisal.