Semarang, Gatra.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti ) Mohamad Nasir, menyatakan sudah ada beberapa mantan rektor asing berminat menjadi rektor di Indonesia.
“Mantan rektor dari Korea sudah menawarkan diri kepada saya (ingin menjadi rektor di Indonesia). Ia saat menjadi rektor bisa mengubah perguruan tinggi biasa di Korea menjadi kelas dunia. Apa ini tidak direspons positif,” katanya kepada wartawan seusai menghadiri pengambilan sumpah dokter di Fakultas Kedokteran Undip Semarang, Kamis (1/8).
Selain dari Korea, lanjut Nasir, mantan rektor dari perguruan tinggi di Amerika Serikat dan Inggris juga sudah menanyakan prosedurnya untuk menjadi rektor di Indonesia.
Lebih lanjut, ia menyatakan, Kemenristekdikti nantinya akan membentuk tim untuk menangani tentang prosedur rektor asing tersebut. “Berikan kesempatan orang asing menjadi rektor di Indonesia demi kemajuan jangan ditutupi,” ujarnya.
Menurut Nasir, wacana rektor asing sebenarnya sudah pernah disampaikan pada 2016, tapi karena pada waktu penolakan sangat tinggi dari berbagai pihak, serta menimbulkan kegaduhan sehingga dihentikan.
Padahal dari pengalaman di perguruan tinggi (PT) lain di dunia adanya kolaborasi, dalam hal ini rektor berasal dari negara lain merupakan hal biasa dan tidak masalah.
Ia menyebutkan sewaktu berkunjung di Norwegia bertemu dengan orang dari Jerman yang menjadi rektor perguruan tinggi di negara tersebut. Demikian pula di Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Tiongkok, rektor perguruan tingginya berasal dari luar negeri yang membawa kemajuan bagi kampus.
“Perlu ada perubahan agar peringkat perguruan tinggi di Indonesia masuk tingkat dunia. Pihak yang menolak rektor asing belum pernah melihat perkembangan perguruan tinggi,” ucapnya.
Masuknya rektor asing, menurut Nasir, tidak akan mengubah kebudayaan mahasiswa Indonesia. Semangat nasionalisme kebangsaan mahasiswa tetap dipertahankan. Nasir mencontohkan, nasionalisme para mahasiswa di Singapura tidak terpengaruh kendati rektor mereka berasal dari Amerika Serikat.
“Secara lisan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyetujui wacana rektor asing tersebut. Nantinya akan saya sampaikan dalam rapat kabinet agar mendapatkan respons,” ujar Nasir.
Meski telah mendapatkan persetujuan lisan dari Presiden, menurut Nasir belum tentu kebijakan mendatangkan rektor asing bisa dilaksanakan karena tergantung dari persiapan yang dilakukan Kemenristekdikti. “Tergantung persiapan saya, kalau tidak tidak bagus bisa saja dipending dulu,” katanya.
Sementara itu, Rektor Undip Semarang, Prof. Yos Johan Utama, tidak bersedia berkomentar terkait wacananya rektor asing tersebut. “Saya manut (menurut) Pak Menteri (Menristekdikti Mohamad Nasir) saja,” ujar dia singkat.