Bandarlampung, Gatra.com - AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) Lampung keluhkan maraknya impor kopi asal Vietnam yang menyerbu provinsi Lampung, masuknya ribuan ton kopi tersebut ditengarai menjadi salah satu penyebab anjloknya harga kopi lokal di pasaran
Ketua AEKI Lampung, Juprius sangat menyayangkan impor kopi asal Vietnam yang jumlahnya terbilang besar dapat masuk ke Lampung, terlebih Lampung sebagai daerah produsen kopi berkualitas, padahal menurutnya kualitas kopi Vietnam yang diimpor oleh beberapa perusahaan tersebut kualitasnya jauh dibawah kopi lokal Lampung.
"Lampung ini adalah produsen kopi, intinya kalau produksi kopi turun permintaan banyak maka harga naik, tapi saat ini produksinya turun kopi luar negeri masuk membanjiri sehingga harga kopi Lampung diluar juga turun, karena di Lampung dinilai sedang banjir kopi " ungkap Juprius kepada gatra.com Rabu, (31/7) di kantor AEKI Lampung.
Juprius berpendapat kopi Lampung dan kopi Vietnam memiliki perbedaan dari segi fisiknya sehingga dilapangan mudah dikenali
"Kopi kita lebih besar, lebih keras fisiknya, kafeinnya nomor 1 dunia, rasanya enak, dibanding kopi Vietnam lebih kecil dan pahit rasanya, secara internasional grade kopi impor jauh dibawah kita " paparnya.
Terkait permasalahan impor kopi yang dilakukan beberapa perusahaan di Lampung, menurut Juprius yang menjadi persoalan adalah untuk alasan apa impor kopi besar-besaran dilakukan masuk ke wilayah Lampung
"Apakah mereka impor kopi ini untuk konsumsi kita? Sedangkan kita sendiri (Lampung) banyak kopi, kalau jumlah impor sedikit mungkin tidak masalah, tapi ini mencapai 8000 ton tiap tahun, itu semua ada datanya di Pelindo dan Bea Cukai," sambung Juprius.
Ditengah banjirnya kopi impor, produksi kopi Lampung saat ini juga turun hingga mencapai 30 persen, sedangkan harga kopi Lampung turun hingga 30-40 persen.
Juprius sendiri mengaku tidak mengetahui persis sejauh apa korelasi maraknya impor kopi terhadap turunnya produksi dan harga kopi lokal Lampung di pasaran. Namun ia tetap mengakui impor kopi secara besar-besaran berpengaruh terhadap penurunan harga kopi Lampung saat ini.
"Mulanya harga bisa mencapai 25 - 26 ribu perkilo, tapi sekarang hanya 17- 18 ribu rupiah saja," tambahnya. Juprius mengatakan pihaknya telah menyerahkan permasalahan impor kopi ini kepada pemerintah daerah Lampung.
"Pada pergub Lampung yang ada sudah jelas tertera itu jika hendak impor kopi harus berkordinasi dengan Pemda, kenapa kita harus impor bukan ekspor," sambungnya.
AEKI Lampung sendiri setidaknya mencatat ada tiga perusahaan besar yang mengimpor kopi asal luar negeri. "Mengacu pada data Dekopi ( Dewan Kopi ) Lampung, ada tiga perusahaan pengimpor kopi yakni, PT Indra Brothers, PT Sarimakmur Tunggal Mandiri dan PT Nedcoffee Indonesia Makmur Jaya, data ini sudah kita serahkan kepada Dinas Pertanian Lampung " tutupnya.