Drenthe, Gatra.com - Kutu pembawa penyakit demam berdarah Krimea-Kongo, Hyalomma ditemukan di Drenthe, sebuah provinsi di bagian timur laut Belanda. Binatang ini menimbulkan penyakit serius seperti demam, nyeri sendi, muntah, dan pendarahan. Berdasarkan hasil tes, kutu ini mengandung mikroba Rickettsia aeschlimannii, yang dapat menyebabkan demam. Tanda pertama infeksi demam ini biasanya berupa bercak gelap di lokasi gigitan dan naiknya suhu tubuh.
Dilansir dari www.livescience.com, Kharakteristik binatang ini, panjangnya mencapai 0,2 inci (6 milimeter). Sekitar dua kali panjang kutu domba (Ixodes ricinus) - dan tumbuh hingga 0,7 inci (2 sentimeter) ketika perutnya penuh dengan darah. Menurut Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Eropa (ECDC), Kutu Hyalomma bergerak dengan cepat dan bersembunyi di tanah.
Sinyal tertentu yang menarik perhatian Hyalomma diantaranya suhu panas, getaran, atau aroma tubuh. Kutu ini juga secara visual dapat mengidentifikasi target dari jarak 30 kaki (9 meter) jauhnya. Setelah calon inangnya terlihat, kutu ini dapat melacak mereka selama 10 menit dan lebih dari jarak ratusan kaki.
"Pemindahan larva dan nimfa H. marginatumke Belanda dibawa oleh burung-burung migrasi jarak jauh, termasuk migrasi antarbenua, dan pastinya berlangsung selama migrasi burung musiman dan musim pembiakan," kata seorang peneliti kutu dengan Departemen Biologi dan Parasitologi di Medical University of Lublin di Polandia, Alicja Buczek.
Kutu Hyalomma tersebar luas di Afrika Utara dan Asia, dan juga ditemukan di Eropa Selatan dan Eropa Timur. Ada penampakan sporadis di beberapa bagian Eropa Utara dan Rusia, tetapi ini tidak dianggap mewakili populasi tetap. Sementara itu, adanya pengaruh perubahan iklim juga dianggap membuat kutu ini berpindah ke tempat lain di dunia, dikarenakan burung-burung yang jadi inang mereka juga mengalami perubahan jalur migrasi.