Semarang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing. Salah satunya dengan menjadikan kawasan Candi Borobudur sebagai Bali baru di Indonesia.
Untuk mewujudkan hal itu, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinporapar Jateng, Prambudi, mengatakan, diperlukan peran serta dari semua pihak, tidak hanya pemerintah. Menurutnya, destinasi wisata di Provinsi Jateng sudah terbilang komplet, terdapat destinasi wisata alam, buatan, juga budaya.
Prambudi menyatakan bahwa Candi Borobudur masuk dalam destinasi pariwisata nasional (DPN) dari pemerintah pusat untuk menarik wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang pada 2020.
Pembangunan pariwisata merupakan prioritas ke-3 di Jawa Tengah. "Memang kalau kita bicara pariwisata ada 3A yang harus dikembangkan, yaitu aksesibilitas, aminitas dan atraksi," kartanya pada diskusi yang diadakan Forum Wartawan Provinsi Jawa Tengah (FWPJT) tentang Menyulap Borobudur Jadi Bali Baru di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (31/7).
Prambudi optimistis bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni menjadikan Candi Borobudur sebagai Bali baru di Jateng. Untuk merealisasikan target tersebut, menurutnya dibutuhkan banyak tangan ikut menanganinya, tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta dan masyarakat sekitar.
"Saat ini, sudah dibuka akses tol sejak Lebaran kemarin. Dari barat sampai timur, dan selatan juga. Ini yang menjadikan kami optimistis," katanya.
Prambudi mengemukakan, sampai dengan 2018 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 677.168 orang turun dibanding 2017 yang mencapai 781.107 orang. Sementara, sampai akhir 2020 diharapkan bisa tercapai 1,2 juta wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Direktur Destinasi Pariwisata Badan Otoritas Borobudur, Agustin Peranginangin, berharap pembangunan infrastruktur sekarang ini bisa mendongkrak jumlah wisatawan ke Candi Borobudur.
"Kami dari Kemenpar juga intens menggalakkan fam trip untuk Borobudur dan sekitarnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kami promosikan ke negara-negara yang memang sesuai dengan karakteristik kita. Kita harapkan, ini bisa mempercepat program Bali baru," kata Agustin.
Menurut Agustin, wisatawan mancanegara datang tidak hanya untuk melihat candi, tapi juga kekayaan budaya di sekitar Candi Borobudur. "Karena itu, dibutuhkan dukungan dari masyarakat dan keberanian investasi dari pihak swasta. Yang paling penting adalah jangan ada yang negatif terkait destinasi wisata," ujarnya.