Karawang, Gatra.com - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sektor industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia memiliki pertumbuhan yang besar. Hal ini disebabkan oleh adanya dukungan sumber daya alam yang berlimpah serta permintaan domestik yang besar.
"Sampai dengan Triwulan I 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77%. Angka ini di atas pertumbuhan ekonomi industri nasional sebesar 5,07%," ujarnya di Karawang, Jawa Barat (Jabar), Rabu (31/7).
Sektor mamin berkontribusi sebesar 35,58% terhadap PDB Industri Non Migas dan sebesar 6,35% terhadap PDB Nasional. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu sektor dengan kontribusi PDB terbesar. Sementara itu, pada 2018 ekspor industri makanan dan minuman masing-masing tumbuh sebesar 11,71% dan 3,16%.
Baca Juga: Perusahaan Prancis Ajak Industri Mamin Bertransformasi
Airlangga melanjutkan, industri mamin memberikan sumbangsih signfikan terhadap peningkatan nilai investasi. Tercatat, ada sebesar US$383 juta Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp8,9 triliun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada paruh pertama tahun ini.
Selain itu, total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang. Ini merupakan salah satu alasan industri makanan dan minuman menjadi salah satu industri prioritas pelaksanaan program Industri 4.0.
"Industri makanan dan minuman memiliki kontribusi terhadap PDB yang besar, sumbangan terhadap ekspor yang tinggi, dan penyerapan tenaga kerja yang relatif banyak. Dengan adanya penerapan Industri 4.0, diharapkan industri makanan dan minuman Indonesia dapat menjadi kekuatan besar di ASEAN," kata Airlangga.