Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa sentimen eksternal masih menghantui ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Kekuatiran ini perlu diwaspadai, karena tidak bisa dipungkiri potensi melemahnya perekonomian suatu negara, dapat disebabkan sentimen-sentimen secara global.
“Ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina berpotensi memberikan pengaruh terhadap negara lain, khususnya dalam melakukan ekspor. Ini tentunya memberikan resiko melemahnya perdagangan internasional,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Menara Sjafrudin Prawiranegara, MH Thamrin, Jakarta, Selasa (30/7).
Menkeu mengatakan, terjadinya perang dagang yang melibatkan Jepang dan Korea Selatan juga menjadi salah satu sentimen yang harus diwaspadai dan dipantau.
Selain eksternal, lanjut Sri Mulyani, faktor internal seperti Current Account Devisit (CAD) dan kinerja yield pasca 2018, juga tentu akan terus dipantau pemerintah, termasuk KSSK.
“Kita KSSK terus akan melakukan perkuatan koordinasi kebijakan antar-lembaga. Jadi, Kementerian Keuangan yang akan bekerja di sektor kebijakan fiskal,” katanya.
Dikatakan, Bank Indonesia yang akan bekerja di sektor moneter dan makroprudensialnya, serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang akan bekerja sesuai dengan undang-undang yang telah di atur,” katanya.
Semua itu, menurut Menkeu berguna untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung perekonomian Indonesia yang berkelanjutan.