Bandung, Gatra.com- Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu akan kembali dibuka pada Kamis (1/8) ini. Meski begitu, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi pengelola atas rekomendasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jawa Barat Dedi Taufik usai Rapat Koordinasi Penanggulangan Pasca Erupsi Gunung Tangkuban Parahu, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (30/7).
"Pertemuan hari ini adalah tindak lanjut pasca erupsi tanggkuban perahu. Intinya itu akan dibuka hari Kamis tepatnya jam 7 pagi," ujar Dedi.
Menurut dia, Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberikan beberapa syarat, salah satunya meminta pengelola untuk membersihkan area Tangkuban Parahu. Di mana setelah erupsi yang terjadi pada Jumat (26/7) lalu menyisakan debu vulkanik.
"Syaratnya hari ini sampai besok sampai jam 5 sore gubernur ingin semua area di Tangkuban Parahu itu dibersihkan karena ada debu dan sebagainya," katanya.
Lebih lanjut, untuk meningkatkan pemantauan pihaknya pun meminta pihak pengelola membuat grup Whatsapp. Sehingga informasi mengenai kondisi Tangkuban Parahu dapat segera tersampaikan kepada pihak terkait.
"Jadi antara pengelola dan aparat desa radius 500 meter (dari kawah ratu) itu dengan Babinsa dan sebagainya. Mudah mudahan itu apabila ada kejadian kita bisa lebih siaga," katanya.
Wujudkan Zero Complaint Tourism di JabarDedi menambahkan, pihaknya akan berupaya mewujudkan Zero Complaint Tourism pada sejumlah destinasi wisata di Jabar, tak terkecuali untuk TWA Tangkuban Parahu. Di mana pada satu pekan ke depan akan memiliki standar operasional prosedur (SOP) evaluasi secara online.
"Semua tempat wisata harus ada SOP semua kita evaluasi secara keseluruhan supaya orang yang berkunjung akan lebih paham lagi," kata Dedi.
Untuk menghadirkan Zero Complaint Tourism ini dia katakan memang harus terdapat keterbukaan yang melibatkan multi sektor, bukan melulu sektor pariwisata.
"Jadi misalkan di hotel. Hotel juga harus membuat satu SOP seperti di kawasan Lembang (Kabupaten Bandung Barat). Diberikan sebuah informasi. Jadi ketika kita datang ke sana apabila terjadi bencana itu jelas evakuasinya," pungkas Dedi.