Batanghari, Gatra.com - Polemik pelatih calon Paskibraka 2019 memilih mundur dari tim seleksi (Timsel) mendapat sorotan Bupati Batanghari beserta istri. Hal ini disampaikan Kepala seksi (Kasi) Kewirausahaan Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batanghari, Adi Junaidi dalam gelaran rapat bersama Komisi III DPRD Batanghari.
"Saya kemarin di panggil ibu bupati (Yuninta Asmara) karena arahnya sudah kemana-mana. Ibu minta jangan sampai melebar kemana-mana. Jangan sampai gagal, cari jalan keluarnya," kata Adi di hadapan Ketua dan Anggota Komisi III, Selasa (30/7).
Bukan mendapat pujian, pernyataan Adi rupanya membuat Ketua Komisi III DPRD Batanghari, Mashuri meradang. Dengan nada tinggi politis partai Hanura ini persoalan Paskibraka jangan dipolitisir.
"Wakil Ketua DPRD Batanghari beda di sini, istri Bupati beda posisinya, itu harus dibedakan. Kami tidak mau dicampur adukkan. Ini bukan rahasia umum, saya sudah paham bagaimana cara rekrutmen, ini yang saya tidak mau ke depannya," ujar Mashuri.
"Saya tidak setuju, karena sudah terlalu banyak ikut campur dalam pemerintahan ini. Masalah ini akan jadi besar karena sudah masuk tahun politik. Berarti ini penyebab pengumuman nama ditunda," katanya.
Ia berujar Komisi III DPRD Batanghari telah memiliki data Dispora Batanghari melakukan pengumuman nama-nama calon Paskibraka pada tahun sebelumnya.
"Kami juga punya data, tahun lalu tanggal berapa diumumkan, tahun sebelumnya tanggal berapa diumumkan. Kami sudah punya data. Data ini yang harus kita kroscek," ujarnya.