Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan gagasan untuk mendatangkan dosen asing ke perguruan tinggi Indonesia dipercaya akan mampu meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Nasir mencontohkan keberhasilan universitas di luar negeri yang mampu menggenjot mutu setelah mendatangkan dosen asing.
"Universitas di luar negeri bisa sukses karena berkolaborasi dengan profesor dari negara lain. Contoh Singapura, rektor dan guru besarnya banyak dari orang asing. Di Arab Saudi, Namanya King Fahd University pada tahun 2005 itu peringkat kampusnya masih di atas 800 dunia, sekarang 189. Apa yang dilakukan oleh mereka? Ya mengundang profesor asing untuk mengajar disitu," kata Nasir saat ditemui Gatra.com di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (30/7).
Menurutnya universitas luar tersebut telah menyerap tenaga pengajar asing di negaranya dengan jumlah kurang lebih 40 persen, maka Indonesia bisa mengadopsi keberhasilan tersebut. Nasir menargetkan setidaknya di Indonesia akan terdapat kurang lebih 15 persen dosen asing di beberapa Perguruan Tinggi.
"Di luar negeri, jumlanhya (mencapai) 40 persen kurang lebih. Di kita belum ada, rencana sementara akan ditempatkan di beberapa perguruan tinggi dari 2 hingga 5 saja. Tapi target jika kita sudah sampai sekitar di 15 persen itu sudah luar biasa. Kalau dosennya 2000 paling tidak 200 sampai 300 orang asing," ucap Nasir.
Mengenai universitas mana saja yang mendapat pasokan dosen asing, Nasir menjawab hal tersebut akan didiskusikan lebih lanjut dengan Presiden Joko Widodo dalam forum rapat terbatas. Meski demikian pihaknya menargetkan kebijakan tersebut dapat terlaksana pada 2020 mendatang.
"Langkah eksekusi nanti kita targetkan tahun 2020 sudah harus mulai. Di tahun 2019 ini kita akan memperbaiki regulasi. Hari ini ada rapat, nanti kita tentukan mana regulasi yang menghambat rencana tersebut akan kami pangkas," ujar Nasir.