Jakarta, Gatra.com - Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Ade Reza Hariyadi mengatakan jika partai Golongan Karya (Golkar) merupakan partai yang sering diguncang masalah besar namun tetap bisa bertahan. Apalagi partai berlambang pohon beringin ini pernah menjadi musuh publik tahun 1998.
"Menarik untuk berbicara partai Golkar ya. Dari transisi orde baru ke reformasi. Golkar itu public enemy number one setelah pak Harto jatuh, tapi bisa bertahan luar biasa," ujar Ade saat diskusi publik dengan tema 'Siapa Layak di Pucuk Beringin?', di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (30/7).
"Partai Golkar menghadapi juga ketumnya diajukan ke pengadilan. Banyak ujian yang dihadapi PG, namun bisa bertahan. 2014 juga pernah mengalami guncangan karena tidak sesuai yang dicalonkan, namun bisa bertahan juga bahkan bisa beradaptasi," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan meski sekarang partai yang berwarna dasar kuning itu sedang ada perebutan kursi pucuk pimpinan. Ia menilai, hal tersebut tidak mengganggu jalannya pemerintahan, hanya permasalahan di internal partai saja.
"Ada dualisme kepemimpinan, semua partai berhati-hati dengan pemerintah, saya melihat pertarungan di dalam Golkar itu cuma pertarungan internal, tidak terkait dengan pemerintahan," ungkapnya.
Lalu hal kedua, Ade menjelaskan banyaknya elit partai yang terjerat kasus hukum. Hal tersebut bukan hanya menjadi beban di level pusat, namun juga sampai kepada pengurus daerah.
"Yang ketiga, kenapa suara partai Golkar turun dari 2014? Tapi parlementary seatnya tetap di nomor 2. Partai Golkar tetap bisa beradaptasi pada perkembangan jaman," tutupnya.