Jakarta, Gatra.com - Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Hananto Seno turut berkomentar terkait polemik kasus dokter gigi yang dianulir menjadi PNS karena keterbatasan fisiknya. Hananto menyebut kasus tersebut tidak seharusnya terjadi karena Romi Syofpa Ismail adalah dokter gigi berdedikasi tinggi yang mengabdi di daerah terpencil di Solok Selatan, Sumatera Barat.
"Beliau ini adalah dokter gigi berdedikasi tinggi, bekerja di daerah terpencil, juga peserta CPNS yang memiliki nilai tinggi, orang nomer satu tapi dianulir bupati hanya karena penyandang disabilitas," ujar Hananto saat mendampingi Romi bertemu Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).
Kendati menyandang disabilitas di bagian kaki, dokter Romi menurutnya bisa bekerja mandiri layaknya dokter gigi pada umumnya. Ia juga bisa melayani pasien tanpa membutuhkan bantuan dan pertolongan dari siapapun. Sehingga jajaran PB PDGI menurutnya keberatan terhadap adanya diskriminasi kepada Romi.
Baca juga: Kisah drg. Romi, Penyandang Disabilitas yang Gagal PNS
"Sekarang pun drg Romi bisa bekerja mandiri melayani masyarakat untuk pencabutan dan penambalan gigi. Kalau ada diskriminasi ini masalah bagi kita semua, bagi negara ini, UU Disabilitas yang dikeluarkan pemerintah malah tidak diindahkan," katanya.
Ia menyebutkan kendala kaki yang diderita Romi hanya bersifat sementara. Hananto berkeyakinan dokter jebolan Universitas Baiturrahmah Padang itu dapat pulih dan bisa bekerja kembali seperti orang normal umumnya.
Sementara itu drg Romi Syofpa Ismail berharap Bupati Solok Selatan dapat kembali mmemulihkan haknya sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) agar ia bisa kembali bekerja melayani masyarakat.
Baca juga: Mensos: Diskriminasi drg Romi Terakhir Bagi Disabilitas
"Harapan saya ada pemulihan hak kembali dengan status CPNS di Kabupaten Solok Selatan," ujarnya.
Ia berharap kasus serupa tidak kembali terulang dan penyandang disabilitas mendapatkan haknya dalam memeroleh pekerjaan selayaknya orang normal tanpa adanya diskriminasi.
"Saya mewakili teman-teman disabilitas se-Indonesia, dengan kejadian seperti ini semoga langkah kita mencari pekerjaan itu sama tidak ada batasan antara umum atau khusus," ucap Romi.