Jakarta, Gatra.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan akan segera menjalankan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai terobosan ilmiah untuk mengatasi polusi di Jakarta.
"Teknologi ini adalah campur tangan manusia terhadap proses-proses di atmosfer. Risetnya berasal dari adanya awan mendung jadi hujan dan awan mendung yang tidak jadi hujan," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto, saat memberi pernyataan pers di gedung Kemenko PKM, Jakarta, Selasa (30/7).
Baca juga: Tanggapan BPPT Mengenai Polusi Udara Jakarta
Menurut Seto, setelah para peneliti dunia mengetahui ilmunya, kalau tidak ingin ada hujan, maka mendung yang ada dibuat menjadi berperilaku seperti mendung awan yang tidak jadi hujan. Sebaliknya, kalau ingin hujan, mendung awan dibuat memiliki karakteristik mendung hujan.
"Intinya, kalau kita ingin menolak hujan, kita buat mendung-mendung itu berperilaku yang tidak mau hujan. Awannya kita beri bahan-bahan tertentu sehingga mendung itu bisa berperilaku seperti yang kita inginkan," ungkapnya.
Seto mencontohkan, kalau ada awan mendung hujan yang datang ke suatu kota yang tidak ingin ada hujan, maka proses hujannya dipercepat dan sebaliknya, proses terjadinya hujan diperlambat.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Selasa Pagi Tidak Sehat
Berkaitan dengan keadaan polusi yang pekat di langit Jakarta saat ini, Seto mengatakan, TMC ini bisa diterapkan supaya polutan tidak lagi mengendap di bawah atmosfer, tetapi ke atas.
Untuk pengaplikasiannya, Seto mengatakan, Indonesia berniat melakukan penyebaran bahan-bahan modifikasi cuaca ini menggunakan pesawat. Namun, BPPT awalnya berniat menggunakan roket, tetapi tidak lolos perizinan karena regulasi penggunaannya cukup ketat.