Jakarta, Gatra.com - Pemerintah Indonesia berencana memanfaatkan sisi positif perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat-Cina. Salah satunya dengan cara merebut hati investor untuk merelokasi pabrik sektor padat karya ke Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan bahwa pemerintah Indonesia bisa mengambil kesempatan tersebut. Hal itu terangnya telah diamanatkan oleh presiden sejak tiga tahun lalu.
"Delegasi gabungan BKPM dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang merekrut pabrik di sebuah kota di Tiongkok bernama Dongguan, di situ adalah sentra industri mebel di Tiongkok, kami lagi gencar melobi pemilik-pemilik mebel, ada yang pemiliknya dari Tiongkok dan ada yang dari Taiwan yang melakukan relokasi (ke Cina)," ujarnya di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).
Ia menyebutkan bahwa saat ini pemerintah terus berkoordinasi dengan pemerintah Cina terkait relokasi pabrik tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah negosiasi perpindahan tempat produksi perusahaan.
"Alasan relokasi pabrik ini bukan hanya soal perang dagang, tapi sudah waktunya Tiongkok mengembalikan pabrik-pabrik padat karya yang diambil 20 tahun lalu dari Asia Tenggara ke Tiongkok, lalu sekarang, pabrik-pabrik itu harus kembali ke Asia Tenggara dan mulai masuk ke negara-negara baru seperti Bangladesh dan India," katanya.
Menurutnya pemindahan itu semestinya dilakukan, sebab struktur perekonomian Cina saat ini sudah tidak kondusif. Selain itu negara Cina lebih baik dalam sektor padat modal, bukan padat karya.
"Kira-kira tahun 2013-2014, jumlah tenaga kerja di Tiongkok mulai menciut. Evolusi dari struktur perekonomian Tiongkok memaksa mereka untuk mengembalikan pabrik-pabrik padat karya," ujarnya.