Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan, menyejahterakan Indonesia yang memiliki populasi sebesar 262 juta tidaklah mudah.
Karena itu, kata Wimboh, pada acara Aksimuda di Auditorium BPPT, Jakarta, Selasa (30/7), OJK mengajak anak muda dan mahasiswa untuk berkontribusi membantu pemerintah dalam hal pembangunan. Caranya, membiasakan diri menabung di lembaga keuangan resmi yang telah disediakan.
"Jadi punya keuangan inklusif. Nanti impact kita ukur program tabungan ini apakah memberikan pencapaian kepada inklusi keuangan kita yang ditargetkan 75% tahun ini, " katanya.
Baca juga: Pendaftaran Gerakan 1.000 Start Up Telah Dibuka
Menurut Wimboh, untuk strategi inklusi keuangan bagi anak muda dan mahasiswa ini, Indonesia merupakan negara pertama yang menerapkannya di kawasan Asia Pasifik. "Strategi inklusi keuangan pertama di Asia Pasifik," ucapnya.
Lebih lanjut, Wimboh mengatakan, kondisi ini didukung oleh bonus demografi Indonesia. Misalnya, anak muda usia 15-29 tahun jumlahnya ada 65.4 juta. Sebanyak 10 juta di antaranya adalah mahasiswa. Apalagi, penawarannya tidak hanya menabung uang saja.
"Tabungan itu bukan hanya biasa uang saja. Misalkan emas, emas itu sejarahnya tidak pernah turun. Jadi kalau mau bermimpi janganlah tanggung-tanggung," ungkapnya.
Baca juga: Menko Darmin Himbau Generasi Muda Gemar Nabung
Malahan, lanjut Wimboh, sampai dengan Juni ini sudah ada 11.052 rekening tabungan dengan jumlah total Rp12.4 miliar. Tabungan masyarakat ini juga bisa berkontribusi kepada pembangunan yang sedang digalakan oleh pemerintah.
"Selama 2020 sampai 2024 kita 36 ribu triliun bangun negara ini, 13% dari APBN. Sisanya sektor swasta, dari tabungan dan investasi masyarakat. Untuk itu kita perlu dana besar," ungkapkan.
Selain menambung, anak muda dan mahasiswa juga didorong dan dibina agar sukses menjadi wirausahawan. "Fintech-fintech online ini, start up-start up yang kita bangun. Jadi bukan hanya tabungan yang kita provokasi. Tapi inovasi," katanya.