Jakarta, Gatra.com - Selain untuk menekan biaya logistik untuk suatu usaha, teknologi blockchain ternyata juga mampu digunakan untuk menekan biaya operasionalisasi pelabuhan. Hal itu telah dibuktikan oleh riset yang sebelumnya dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
"Teknologi blockchain merupakan sebuah teknologi yang menurut saya perlu dipertimbangkan pemerintah untuk bisa diterapkan dalam operasional pelabuhan, baik di Jakarta maupun di ibukota baru nantinya," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik dan Supply Chain, Rico Rustombi saat dihubungi Gatra.com, Selasa (30/7).
Untuk diketahui, blockchain merupakan teknologi yang langsung menghubungkan produsen atau pemasok barang atau jasa dengan konsumen, sehingga dalam rantai sistemnya tidak diperlukan server atau perantara. Mekanisme rantai pasok yang bersifat langsung itu menjadikan blockchain juga cocok diterapkan di pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia.
Selain mengefisienkan sistem pada rantai pasok, penggunaan blockchain pada akhirnya berimbas pada penurunan biaya logistik sehingga ongkos produksi menjadi lebih murah. Saat sistem operasional pelabuhan sudah menerapkan blockchain sebagai basis teknologinya, maka pelabuhan itu tidak perlu lagi menjalankan regulasi-regulasi yang rumit dalam pengiriman barang atau kargonya.
"Jika ada orang yang ingin mengirimkan barang ke Indonesia, maka dia akan dihadapkan pada proses dokumentasi dan administrasi logistik yang lama dan rumit. Namun dengan adanya teknologi blockchain, semua hal tersebut akan menjadi jauh lebih efisien, murah, transparan serta aman," ucap Rico.