Bandung, Gatra.com- PT Pos Indonesia (Persero) dinilai harus bebenah, tak terkecuali pada struktural di pucuk pimpinan. Hal tersebut menyusul ancaman pailit yang dialami salah satu perusahan plat merah di Indonesia tersebut.
Pengamat dan pakar logistik perguruan tinggi di bandung Suntoro mengatakan kondisi yang dialami PT Pos tersebut lantaran tidak dapat memanfaatkan peluang dengan optimal. Kondisi tersebut akan lebih memprihatinkan bilamana tidak segera dibenahi.
"Dengan kondisi seperti ini artinya PT Pos tidak bisa memanfaatkan peluang bisnis," ujar Suntoro, di Kota Bandung, Rabu (29/7)
Menurut dia, usaha utama dari PT Pos adalah di bidang logistik di mana saat ini jasa perusahan ekspedisi banyak dimanfaatkan betul oleh masyarkat. Terlebih, transaksi jual beli online kian menjamur. Hal tersebut tampak dari bermunculannya perusahan yang bergerak di bidang sejenis.
"Sekarang bermunculan perusahaan yang sama kenapa PT Pos tidak bisa? Perusahaan kecil bisa bertahan dan berkembang," ucapnya.
Karena itu, menurut dia, PT Pos sebaiknya mengambil langkah pendek agar kredibitalitasnya tetap bertahan. Salah satunya, lanjut Suntoro, harus menjalin kerjasama dengan pihak lain atau jaringan yang telah dimiliki.
"Atau membuka link baru yang berpotensi mengangkat kembali PT. Pos," imbuhnya.
Ia menambahkan, PT Pos memiliki peluang mengoptimalkan kapabilitas sebagai posisi tawar kepada pemerintah untuk membantu sejumlah pasar yang dimiliki oleh negara ini. Di mana PT Pos sebagai tulang punggung jaringan logistik nasional.
"Ternyata kesempatan itu sampai sekarang belum ada apa-apa. Dan banyak lagi seharusnya peluang-peluang logistik yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh PT Pos," katanya.
Lebih lanjut, dia katakan, ada hal lain yang harus dilakukan oleh PT Pos, yaitu berupaya mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan pelayanan yang baik. Dengan begitu, dipastikan PT Pos akan kembali mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Namun tetap yang paling utama agar bisa mengambilkan sehatnya perusahaan harus adanya pucuk pimpinan," pungkasnya.
Sementara itu, akademisi logistik Universitas Samratulangi Daniel Sondakh mengatakan PT Pos harus segera melakukan restrukturisasi aset. Hal tersebut untuk mengetahui apakah aset yang dimiliki dapat membantu mengembangkan perusahaan atau tidak.
"Jika dilihat PT Pos ini ada diberbagai daerah di Indonesia, maka aset yang mereka miliki sangat banyak," ucapnya.
Selain itu, yang harus segera dilakukan oleh PT. Pos adalah meminta suntikan modal dari pemerintah untuk mengembangkan perusahaan. Bila hendak mengembangkan perusahaan ke bidang lain maka segera berbenah dari segi aturan.
"Harusnya bisa namun Pos selalu terbentur aturan, minta juga pemerintah untuk membantu dari segi payung hukum," kata Daniel. Menurut dia, seharusnya pemerintah pusat pun peka dengan kondisi yang dialami PT Pos ini. "Kan bisa dilihat, sudah didemo dan menuai kritikan masih dibiarkan saja, harusnya Pemerintah juga pekan akan permasalahan Pos saat ini," pungkasnya.