Home Gaya Hidup Petugas SAR Perlu Tingkatkan Kemampuan dan Kompetensi

Petugas SAR Perlu Tingkatkan Kemampuan dan Kompetensi

Kupang, Gatra.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi meminta anggota tim Search and Rescue (SAR) harus bisa meningkatkan kemampuan fisik dan kompetensinya agar bisa menghindarkan korban becana dari dampak fatal kecelakaan.

Josef, saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pencarian dan Pertolongan Kantor SAR atau Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang di Hotel Neo Aston, Senin (29/7) juga menyebutkan bisa dikatakan Petugas SAR adalah manusia setengah dewa yang bertugas menyelamatkan nyawa manusia.

“Keterampilan yang dimiliki anak-anak SAR harus lebih dari orang yang ditolong bahkan manusia lainnya. Harus bisa menyelam tanpa ada alat, juga harus bisa terbang dalam arti meloncat untuk bantu orang. Itu luar biasa, sangat butuh latihan yang tekun,” katanya.

Menurut Josef, upaya penyelamatan sangat bergantung pada sumber daya manusia yang dimiliki Badan SAR. Syarat mutlak seorang petugas SAR adalah memiliki fisik prima, sehat jasmani dan rohani serta punya kompetensi. Kalau mau menyelamatkan orang, fisik penyelamat harus kuat.

Kerja SAR itu, kata dia, satu kakinya adalah menjadi juga calon almarhum. Dia menyelamatkan orang, belum tentu dia sendiri bisa selamat. Tapi prioritas utamanya adalah menyelamatkan orang lain terlebih dahulu.

"Kalau mau menyelamatkan, fisik kita harus prima. Saudara-saudara harus siap 2 kali 24 jam. Bila perlu kalau waktu ditambah 36 jam, 36 jam harus siap. Karena waktu kecelakaan tidak bisa kita duga,” jelas mantan anggota Komisi V DPR RI itu.

Lebih lanjut, politisi Golkar itu juga mengharapkan agar kompetensi khususnya keterampilan anak-anak SAR mesti terus ditingkatkan. Sebelum menyadarkan masyarakat akan pentingnya keselamatan.

Petugas SAR harus terlebih dahulu menyadari pentingnya keselamatan diri, bukan sekadar rutininitas kalau ada bencana. Habitat SAR adalah diri sendiri juga prima, sadar keselamatan atau safety no compromise harus dijelaskan kepada masyarakat.

Di akhir sambutannya, Wagub Nae Soi mengapresiasi kinerja petugas SAR yang telah bekerja keras dalam upaya penyelamatan korban kapal Motor Nusa Kenari 02 yang tenggelam di perarian Alor pada Sabtu (15/6).

Sementara itu Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Brigjen (Mar) Budi Purnama dalam arahannya mengatakan Basarnas memiliki tugas pokok untuk laksanakan pencarian dan pertolongan terhadap kecelakaan transportasi.

Namun karena ada panggilan tugas lain yang berkaitan dengan pencarian dan pertolongan, maka kita juga ikut terlibat dalam kecelakaan dengan penanganan khusus. Artinya kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan berat.

Basarnas juga terlibat dalam penanganan bencana terutama kebencanaan dalam tanggap darurat. SAR bersama potensi penanggulangan bencana lainnya seperti TNI/Polri dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau BPBD di daerah sebagai leading sektor juga berupaya membantu korban yang terjepit atau terperangkap.

"Petugas SAR juga punya kewajiban menolong kecelakaan yang membahayakan jiwa manusia seperti kebakaran atau orang terperangkap dalam sumur. Silahkan hubungi call center Basarnas 115,” ungkap Brigjen (Mar) Budi Purnama.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, Basarnas membutuhkan kolaborasi dengan potensi penanganan kecelakaan dan bencana lainnya. Karena secara personil dan material, Basarnas masih sangat terbatas. Sampai dengan bulan Juni 2019, masih di angka 32 persen, jauh dari ideal yang diharapkan. Basarnas terutama masih kekurangan peralatan utama di laut.

Garis pantai Indonesia yang sangat panjang dengan lebih dari 17.500 pulau, tak heran lebih dari 600 kasus dalam setiap tahunnya. "Kita menangani saudara-saudara kita yang melaut dan tidak kembali. Karena mati mesin dan kapalnya bocor. Kami berterima kasih kepada TNI AL, Polisi Air dan semua jajaran masyarakat maritim yang terlibat aktif membantu kami,” ujar Budi Purnama.

1976