Tebo, Gatra.com - Pasca penangkapan pengurus dan anggota Serikat Mandiri Batanghari (SMB) serta sejumlah orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) dan dilanjutkan dengan penyisiran serta perobohan pondok-pondok warga SAD di Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS), Jambi, ada reaksi semacam keberatan dari kelompok SAD khususnya dari kelompok Tumenggung Apung, Temenggung Tupang Besak dan Temenggung Bujang Itam.
Baca Juga: Timdu Belum Kunjungi Temenggung Terkait Penahanan SAD
Pasalnya, ada beberapa anggota keluarga mereka yang hingga saat ini masih ditahan di Polda Jambi. Adapun keberatan itu menurut mereka, karena anggota keluarga yang ditangkap bukanlah pengurus SMB dan bukan aktor pelaku insiden penyerangan Tim Karhutla, tapi justru korban timpangnya penguasaan lahan yang sudah berlangsung lama di lokasi PT WKS.
Untuk itu, beberapa Ketumenggungan berencana akan mendatangi Polda Jambi untuk meminta audiensi untuk bertemu dengan Kapolda Jambi, Irjen Polisi Muchlis AS.
Baca Juga: Pasca Insiden SMB, Warga SAD di Tebo Terus Bersedih
Adapun yang bakal disampaikan oleh Ketumenggungan ini di antaranya, meminta Kapolda Jambi bersedia silaturahmi agar dapat berbicara langsung terkait kondisi paska penangkapan dan penyisiran serta perobohan pondok-pondok SAD di lapangan. Kedua, meminta Kapolda Jambi agar warga SAD yang saat ini ditahan mendapatkan perlakuan khusus.
Ketiga, mendorong langkah-langkah penyelesaian konflik yang selama ini belum tuntas, dan mendorong kesepakatan pemanfaatan lahan yang sudah dikelola tidak untuk diperjual beli tapi benar-benar untuk kebutuhan hidup SAD hari ini dan ke depan.
Baca Juga: SAD yang Dikembalikan ke Tebo Diduga Berasal dari Batanghari
Keempat, mendorong upaya kerjasama nyata lintas sektor mencakup pembinaan, pemberdayaan, pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi, sosial, keterampilan, keagamaan, wawasan bangsa, lingkungan, dan sebagainya.
"Kami berharap pertemuan dengan Kapolda Jambi bisa dilaksanakan sesegera mungkin demi merajut kembali suasana hati ratusan keluarga yang saat ini sedang gundah demi kembalinya stabilitas sosial, keamanan dan kenyamanan bersama," kata Ketumenggungan melalui Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK), Ahmad Firdaus, Senin (29/7).
Firdaus mengatakan jika saat ini warga SAD yang berada disekitar lokasi SMB merasa was-was dan ketakutan. Bahkan ada beberapa keluarga SAD nekat meninggalkan rumahnya hingga saat ini belum kembali. "Ada juga keluarga SAD yang sampai saat ini tidak mau makan, karena selalu terpikiran karena menurut informasi suaminya ditahan di Polda Jambi," kata Firdaus yang berencana akan mendampingi Ketumenggungan menjumpai Kapolda Jambi.
Baca Juga: SAD Tebo Minta Kapolda Jambi Bebaskan Warga Mereka
Untuk itu, Firdaus minta kepada Kapolda Jambi agar mempercepat proses penanganan hukum terhadap warga SAD yang saat ini masih ditahan di Polda Jambi. "Jika terbukti terlibat, silahan diproses secara hukum yang berlaku. Jika tidak terlibat, segera dibebankan karena kondisi ini sudah sangat mengganggu psikologi warga SAD yang lainnya," katanya.