Jakarta, Gatra.com - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Eksekutif Nasional menyatakan bahwa Indonesia belum siap untuk memiliki teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Manager Kampanye Energi dan Perkotaan WALHI, Dwi Saung mengatakan ketidaksiapan Indonesia dilihat dari segi manajemen pengelolaan sampah yang masih buruk.

"WALHI melihat Indonesia ini belum siap untuk memiliki PLTSa sebab dari segi pengelolaan sampah seperti pemilahan sampah saja masih dalam kondisi buruk. Jadi mau sebagus dan secanggih apapun teknologi yang digunakan tapi manajemen pengelolaan sampahnya tidak diperbaiki, semuanya sia-saja saja," katanya saat ditemui Gatra.com di kantor WALHI Eksekutif Nasional, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (29/7).

Lanjutnya, WALHI menilai metode pembakaran sampah di PLTSa akan menimbulkan masalah bagi polusi udara sehingga belum waktunya bila ada yang berkomentar tentang lambannya pembangunan PLTSa. Dwi mengatakan penting bagi pemerintah turut memperhatikan efek dari pembakaran sampah perlu ada teknologi yang turut memperhatikan higienitas dan kesehatan lingkungan.

"Kami menolak metode pembakaran sampah di PLTSa karena kalau nanti dibakar maka akan menimbulkan masalah buruk bagi polusi udara. Bila dipaksakan teknologi PLTSa untuk diterapkan di Indonesia, maka perlu ada upaya pemilahan sampah terlebih dahulu yang sebagaimana diketahui sampah di Indonesia masih tercampur baik anorganik, organik, dan limbah B3," ujarnya.

Sehingga bila nanti PLTSa beroperasi pada 2025, sambung Dwi, harus mampu mengurangi jumlah sampah dengan metode yang juga ramah lingkungan. Namun demikian ia menyebutkan perlu ada upaya dan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pengelolaan sampah sebab dalam Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah, salah satu metode penyelesaian sampah yakni dengan melakukan pemilahan sampah dimana hal tersebut belum sepenuhnya berjalan.