Jakarta, Gatra.com - Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuty mengatakan, Top 100 Calender of Event (CoE) menjadi bagian dari strategi Kemenpar dalam menjaring wisatawan.
Menurutnya, CoE yang menjadi bagian dari atraksi pariwisata harus digelar secara profesional dan berskala internasional, agar berdampak terhadap pariwisata nasional.
"Ini sebenarnya tidak luput dari arahan Presiden Joko Widodo, beliau mengatakan penyelenggaraan event harus berstandar internasional dan dilaksanakan secara profesional. Di tahun 2016 Menteri Pariwisata Arief Yahya saat itu membuat CoE sebagai upaya mendorong kunjungan wisatawan," paparnya dalam acara Capturing Moments Calendar of Events Kementerian Pariwisata di kawasan Jakarta Pusat, Senin (29/7).
Upaya Kemenpar menghadirkan Top 100 CoE berdasarkan tiga kriteria utama yakni kreatif value, komersial, dan komitmen CEO. "Kenapa Kemenpar mengacu pada 3 syarat itu, karena kami ingin atraksi pariwisata punya nilai publikasi dan komersial," kata Esthy.
Menurutnya, setiap event pariwisata harus dilakukan secara konsisten. "Kita juga butuh komitmen dari Pemda (CEO) di daerah-daerah agar konsisten menyelenggarakan event bertandar internasional setiap tahun. Jika CEO sudah komitmen, event itu akan berjalan dengan baik dan memiliki dampak positif terhadap sektor pariwisata," ungkapnya.
Sementara menurut Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizky Handayani, Kemenpar telah mendukung kesuksesan penyelenggaraan CoE 2019.
"Kami juga telah menggelar berbagai event di perbatasan (cross border) untuk mendorong kunjungan wisatawan. Namun hal itu tidak berarti tanpa peran media, karena itu kami senantiasa menggandeng media dalam mempromosikan CoE ini," ungkap Rizky.
Akhir tahun lalu, Kemenpar merilis 100 atraksi wisata terbaik dari daerah-daerah di Indonesia, yang dirangkum dalam 100 Calendar of Events 2019. Seluruh event tersebut dianggap sebagai event yang berkualitas dan berstandar internasional, sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman).