Jakarta, Gatra.com-Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY), Sukma Violetta mengatakan, perlunya nilai etis yang ada dalam diri perempuan untuk mengisi kursi pimpinan KPK mendatang.
"Pemimpin lembaga harus menganut nilai etis. Perempuan kebanyakan tujuannya kepentingan bersama sedangkan laki-laki tujuannya posisi atau karir. Lembaga dengan orang-orang yang ada feminim leadership style, memiliki integritas, berhati-hati, detail apabila ada abuse of power," kata Sukma di Auditorium Pusat Edukasi Anti Korupsi, Jakarta Selatan, Senin (29/7).
Menurut Sukma, perempuan memiliki sifat saling men-support dan bekerja sama. Akhirnya berdampak pada masyarakat yang dilayani dalam sebuah lembaga yang dipimpinnya.
"Perempuan mengartikulasikan korupsi yakni apa saja yang menghambat akses terhadap hak publik ataupun reduce of power. Refleksi di lapangan banyak yang melihat korupsi adalah tentang kekuasan. Perempuan jarang karena tidak banyak mendapat jabatan tinggi," ujar Sukma.
Sukma menambahkan, perempuan tidak semuanya akan bersih dan tidak akan korupsi. Dia tidak terlibat langsung tapi mendorong korupsi. Menurutnya, KPK perlu pimpinan perempuan. Jangan hanya karena memiliki sifat maskulin, tetapi berjiwa pemimpin dan memiliki nilai.
"Catatan bahwa yang paling penting dalam tahapan seleksi. Penelusuran track record seseorang. Track record akan menujukkan siapa calon ini. Saya berharap pansel capim KPK menggunakan pola yang bisa menemukan perempuan yang memenuhi persyaratan. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam pemberantasan korupsi," katanya.