Jakarta, Gatra.com - Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional), R. Anang Noegroho Setyo Moeljono mengatakan, pihaknya tengah menyusun Rencana Jangka Pendek dan Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 yang akan selesai pada Oktober mendatang.
Anang menuturkan, penampungan aspirasi masyarakat merupakan salah satu mekanisme penyusunan RPJMN. Salah satunya mengenai keanekaragaman pangan.
"Kami butuh narasi besar apa yang bisa kita masukkan yang bisa mendukung sistem pangan. Narasi besar ini yang men-drive spirit dari pangan dan pertanian berjalan," ungkapnya dalam talkshow "Keberagaman Sebagai Jawaban Sumber Pangan ke Depan" yang diselenggarakan Kehati di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (29/7).
Menurutnya, tujuan pembangunan berkelanjutan yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan keanekaragaman genetik hayati sebagai indikator. Tujuannya agar tidak ada masyarakat yang kelaparan.
"Kami mohon dari Kehati [Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia] ada policy brief yang masuk," ujarnya.
Anang menambahkan, tata kelola sistem pangan nasional harus dibangun melalui 3 basis, yaitu tata guna lahan, sistem pertanian yang berlaku sekarang, dan sistem pangan.
"Kami coba mensimulasikan dengan skor pola pangan harapan konsumsi. Asumsinya bukan produksi. Kita coba berbasis konsumsi," katanya. Anang menegaskan, pangan lokal merupakan basis pangan nasional.
Direktur Eksekutif Kehati, Rony Megawanto mengatakan, pihaknya akan memberikan policy brief kepada Bappenas untuk mengakomodasi aspek keanekaragaman pangan.
"Ketika kita bicara kenakaragaman pangan kita akan menciptakan kedaulatan pangan," katanya.