Banda Aceh, Gatra.com - Guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi PT Harum Jaya bersama Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh menggelar Bimbingan Teknis Sistem Menajemen Keselamatan Kontruksi (SMK2) Aceh.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 57 peserta dari penyedia dan penguna jasa konstruksi di Aceh.
Direktur PT Harum Jaya, Mansur mengatakan, tujuan kegiatan ini digelar untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi di Prov insi Aceh.
"Jika sumber daya manusia di bidang konstruksi meningkat, maka kapasitas jasa konstruksi di Aceh juga akan berkualitas," kata Mansur kepada wartawan di sela-sela kegiatan bimbingan teknis SMK2, di Banda Aceh, Senin (29/7).
Selama ini, kata dia, sumber daya manusia konstruksi untuk wilayah Aceh masih sangat terbatas sehingga lemahnya percepatan pembangunan yang berkualitas di Aceh.
"Karena kualitas tidak hanya diukur pada fisik bangunan, akan tetapi tertuju pada proses dan hasil yang berkualitas," ungkap Direktur PT Harum Jaya.
Menurut dia, sistem manajemen keselamatan konstruksi memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan proses dan hasil bangunan yang dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat Aceh.
"Kita harapkan melalui kegiatan bimbingan teknis SMK2 ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan dalam kegiatan kontruksi," terangnya.
Selain itu, program berkelanjutan pengelolaan sumber daya manusia dan lingkungan akan terus ditingkatkan oleh perusahaan. Karena sistem yang baik akan kita budayakan dan wariskan kepada generasi masa depan.
Sementara itu, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh, Yusuf Rachman menyampaikan bahwa PT Harum Jaya merupakan instansi swasta pertama yang berinisiatif mengikuti Bimtek SMK2.
"Bimtek ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap para peserta dalam menerapkan kaidah-kaidah keselamatan kerja," kata Yusuf kepada wartawan di Gedung Balai Jasa Kontruksi Wilayah I Banda Aceh.
Untuk itu, ia berharap perusahaan jasa konstruksi lainnya dapat termotivasi untuk mengikuti Bimtek. Apalagi mengingat ke depan sifatnya adalah wajib. "Bukan hanya penyedia yang harus punya K3 (kesehatan dan keselamatan Kerja) namun pengguna juga wajib, setiap proyek harus ada K3," jelasnya.
"Karena semua saling berkaitan. Bukan hanya manusia diselamatkan namun semua, mulai dari lingkungan kerja dan peralatan juga demikian, jangan sampai ada kecelakaan kerja," ujar dia.
"Oleh karena itu, dengan adanya Bimtek maka semua bisa paham akan pentingnya keselamatan, termasuk soal jaminan kepada pekerja apabila terjadi kecelakaan. Maka itulah BPJS juga diundang sebagai salah satu narasumber untuk memberikan pemahaman kepada para peserta," terangnya.
Untuk itu, ia berpesan kepada perusahaan jasa konstruksi yang ada di Aceh untuk tidak menganggap enteng soal K3. Apabila tidak mengindahkan, maka bisa saja dilakukan pemutusan kontrak kerja. "Perlu diketahui, dalam undang-undang jasa konstruksi telah mengatur tentang kewajiban pekerja proyek harus bersertifikat," ungkapnya.
Bahkan, jelas Yusuf, setelah kontraktor ditetapkan sebagai pemenang setelah proses lelang suatu proyek. Maka akan dicek seperti apa rencana konstruksi, termasuk dicek apakah ada memuat K3 dalam perencanaan.
Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari mulai 29-31 Juli 2019, akan diisi oleh tujuh pemateri dari Dirjen Bina Lenyelenggaraan kontruksi, Kepala Balai Jasa Kontruksi Wilayah I Banda Aceh, dan jasa kontruksi.