Jakarta, Gatra.com – Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan dan Informasi Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB) Setu Babakan, Bayu Nitipermana mengatakan, bahwa upaya Dinas Pariwisata Pemprov DKI Jakarta mengelola UPK PBB ini sebagai pemberdayaan masyarakat lokal di Kampung Betawi Setu Babakan.
“UPK PBB di Kampung Betawi Setu Babakan ini tidak hanya menjadi pusat kesenian saja, tetapi juga pusat kebudayaan yang melibatkan masyarakat sekitar Kampung Betawi. Makanya, ada aktivitas bersama dengan masyarakat yang kami masukan ke dalam program pengenalan budaya Betawi,” jelasnya di UPK PBB Setu Babakan, Jakarta Selatan, Minggu (28/7).
Dalam program tersebut, lanjutnya, pengunjung akan diperkenalkan dengan sentra bir pletok, sentra pembuatan ondel-ondel, sentra pembuatan kembang goyang dan dodol Betawi. Itu semua akan ditampilkan kepada pengunjung selain menyaksikan pagelaran.
“Pemprov DKI Jakarta sudah membuat peraturan daerah yang mewajibkan hotel maupun rumah makan menyediakan makanan khas Betawi. Sayangnya, persediaan masih kurang. Sehingga, ketika muncul program membuat makanan khas Betawi, kami langsung sosialisasikan. Hal ini berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama masyarakat lokal di Kampung Betawi,” kata Bayu.
Orang-orang asli Betawi ingin budayanya terus berkelanjutan dengan aspek-aspek paling sederhana yakni makanan. Bayu juga menambahkan, nantinya akan mendorong warga di Setu Babakan mengembangkan wisata air dan wisata agro. Melihat, terdapat sejumlah hasil alam yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang usaha.