Home Gaya Hidup Kisah Dr Sulistyo, Tokoh Pendidikan Asal Banjarnegara

Kisah Dr Sulistyo, Tokoh Pendidikan Asal Banjarnegara

Banjarnegara, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tengah getol mempromosikan destinasi wisata baru di wilayahnya. Salah satunya adalah Makam Dr. Sulistyo yang berada di tengah perbukitan Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara. 
 
Makam sekaligus monumen tokoh pendidikan tersebut baru-baru ini dikunjungi oleh 140 biro perjalanan wisata se-Indonesia pada rangkaian Pebemas Travel Mart II, 22-26 Juli 2019. Wakil Bupati Banjarnegara, Syamsudin, tak malu-malu meminta mereka untuk turut mempromosikan kawasan tersebut. 
 
Pemandangan halaman Monumen Dr Sulistyo yang nampak megah di Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara. (GATRA/Nugroho Sukmono/far)

 

Ia berkisah, di makam tersebut bersemayam seorang pejuang nasib para guru. Dr. Sulistyo mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. 

 
"Nama Sulistyo sudah tak asing bagi sebagian masyarakat. Bagi para pelaku pendidikan, khususnya guru, nama itu bahkan selalu dikenang. Sulistyo dianggap sebagai pahlawan pendidikan," tuturnya, Minggu (28/7).
 
Dari kejauhan, makam tersebut tampak megah. Di kanan kiri terdapat berbagai fasilitas penunjang seperti taman dan perpustakaan. Sebuah masjid berwarna kuning, terlihat mencolok karena terletak di tengah lembah pegunungan Serayu selatan terbentang. 
 
Seluruh komplek bangunan tersebut termasuk masjid megah senilai Rp1,4 miliar adalah hasil kerjasama para guru yang tergabung dalam PGRI se Indonesia untuk menyisihkan sebagian gajinya (iuran) untuk biaya pembangunan makam. Para pelaku pendidikan itu berhasil mengumpulkan dana hingga sekitar Rp4 miliar. 
 
Setelah dibangun, Monumen Dr. Sulistyo kerap dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, baik dari kalangan pendidikan maupun masyarakat umum.
 
"Bagi para guru, Dr Sulistyo yang pernah menjabat Ketua Pengurus Besar PGRI adalah tokoh yang konsisten memperjuangkan aspirasi guru. Ia memperjuangkannya hingga ke senayan dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jateng sehingga jalannya lebih mudah. Ia juga berani melobi Presiden. Adanya tunjangan profesi atau sertifikasi adalah berkat perjuangan beliau," kata Ketua PGRI Banjarnegara, Sukirman. 
 
Dia mengatakan, totalitasnya dalam memperjuangkan kesejahteraan guru agar terangkat membuat orang kagum. Kesejahteraan guru menjadi isu penting yang selalu diangkat. 
 
Kini, saat para guru mulai memetik hasilnya, Sulistyo jadi satu di antara tokoh jujugan untuk berterima kasih.
 
"Tapi sayang, Sulistyo harus mengalami insiden tragis karena menjadi salah satu korban meninggal dalam kebakaran di gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi lama di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo Jakarta Pusat, Maret 2016," tuturnya. 
 
Pengunjung berziarah di Makam Dr Sulistyo, Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara, Banjarnegara. (GATRA/Nugroho Sukmono/far)

Cerita tentang Sulistyo, kata Sukirman, bukan hanya menyoal tokoh pendidikan yang memperjuangkan nasib guru. Tapi juga kisah perjuangan anak kampung di pelosok Banjarnegara yang kariernya moncer di dunia pendidikan. 

 
Dia juga pernah menjabat sebagai Rektor IKIP PGRI Semarang. Kariernya semakin sempurna saat menjadi Ketua PB PGRI sekaligus anggota DPD RI mewakili Jawa Tengah. 
 
Ketua Perhimpunan Biro Perjalanan Wisata se Eks Karesidenan Banyumas, M Kardiyo mengaku terkesan dengan perjuangan Dr Sulistyo. Dia berharap dapat membantu untuk mempromosikan destinasi wisata tersebut kepada masyarakat luas. Terutama dari kalangan pendidik dari berbagai daerah di Indonesia. 
 
"Ini bisa dijadikan salah satu paket wisata alternatif selain ke Dieng," ujarnya. 
6899