Jakarta, Gatra.com- Bengkel Tari Ayu Bulan menggelar diskusi seputar tari Legong Playon dan Leko Sibanggede di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (27/7). Penari senior, Ayu Kusuma Arini menjelaskan kilas balik tarian Bali kuno.
Menurutnya, Legong sudah ada sejak zaman kerajaan. Saat itu, anak kecil sudah dilatih menari hingga kerasukan. Akhirnya mereka tertidur, pertanda leluhur telah memasuki jiwanya.
Seiring bergantinya tahun, muncul beragam tarian baru. Sekitar tahun 1950an, muncul tarian Leko yang terinspirasi dari Legong.
" Di Bali banyak tempat, tarian langka hanya terdapat di Jembrana dan desa Sibang Gede. Semuanya mempunyai ciri khas tersendiri," katanya, di Grand Indonesia, Jakarta.
Salah satu yang membedakan yakni gerakan. Terlihat dari gerakan tarian di Sibang Gede yang timbul dan cepat. Selain itu, alurnya seperti pohon ditempa angin.
Keunikan lainnya, para penari meniru gaya kepiting. Menurutnya, ini mempertunjukkan gerakan menggoda layaknya joged Bumbung.
Dari beberapa tarian baru Bali, tidak terlepas dari tarian Legong. Ia berharap, masyarakat mau melestarikan seni tradisional ini.
"Kurang dipromosikan sehingga kurang dikenal masyarakat. Oleh karena itu, kami merayu anak-anak agar mau menari," ujarnya.