Palembang, Gatra.com – Pemerintah kota Palembang tengah fokus merestorasi sungai Sekanak-Lambidaro yang diharapkan mengurangi bencana banjir sekaligus menjadi icon destinasi wisata baru di tengah kota. Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan rancangan detail akan restorasi sungai tersebut.
“Pemerintah menargetkan Detail Engineering Design (DED) akan selesai Oktober mendatang. Baru setelahnya, diketahui berapa anggaran keseluruhan dari restorasi tersebut,” terang Kepala Dinas PUPR Palembang, Akhmad Bastari Yusak, Sabtu (27/7).
Diketahui, pemerintah pusat menyetujui anggaran restorasi sebesar Rp255 miliar pada tahun depan, sedangkan pemerintah kota Palembang juga sudah menganggarkan Rp10 miliar guna kegiatan tersebut. Pemerintah kota Palembang juga mendapatkan bantuan hibah 20 juta US dollar pemerintah Australia yang apabila dikurskan satu dollar Rp13.000, maka totalnya mencapai Rp260 miliar
Sehingga, jika diakumulasikan dari tiga sumber anggaran tersebut, ketersediaan biaya bagi restorasi sungai sudah mencapai Rp525 miliar. Namun Bastari mengatakan, kebutuhan dan rancangan anggaran bisa melebihi nilai tersebut sesuai dengan DAD yang tengah diselesaikan.
“Jika sudah DAD, tentu diketahui nilai anggaran keseluruhannya. Bisa lebih dari itu,” ucapnya menegaskan.
Menurutnya, pemerintah berkeinginan merestorasi anak-anak sungai Musi tersebut sebagai bagian solusi dari banjir di kota Palembang. Sungai ini diharapkan berperan lebih maksimal dalam tata air aliran anak-anak Sungai Musi yang menyisir kota Palembang. Dengan demikian, integrasi dan konektivitas pengendalian banjir akan lebih maksimal, saat curah hujan meningkat (musim hujan). Memaksimalkan saluran sungai Sekanak-Lambidaro mengingatkan kembali, bahwa Palembang memang kota yang berada di atas air seperti julukan yang diberikan pemerintah Belanda, Venice of the East
“Konsepnya ingin bagaimana mengembalikan Palembang tempo dulu, Venesia dari Timur,” ujarnya.
Destinasi Wisata Baru
Selain upaya pengendalian dari banjir, keinginan mengembalikan Venesia dari Timur membuat Sungai Sekanak-Lambidaro juga ditargetkan sebagai icon destinasi wisata baru di Sumsel. Beberapa kali, Bastari menyebutkan setelah direstorasi, sungai ini bisa dilalui oleh kapal-kapal. Dengan demikian, kapal-kapal bisa melintas di tengah kota sebagai sarana transportasi air bagi masyarakat, meski pengaturan transportasinya disesuaikan kebutuhan sekaligus sarana wisata baru bagi kota Palembang.
“Kita ingin kembali mengembalikan memori, jaman dulu. Bagaimana Sumsel memang lebih banyak dilintasi kapal-kapal di sungai yang menyusuri hingga ke tengah kota seperti Palembang,” katanya.
Dalam pembahasan kelayakan yang digelar sebelumnya, beberapa hal yang direkomendasikan seperti peninggian beberapa jembatan agar kapal bisa melintas di bawahnya. Setidaknya terdapat 17 titik jembatan yang harus ditinggikan, seperti jembatan di jalan Sudirman dan beberapa titik lainnya. “Peninggian itu, agar sungai yang sudah direstorasi benar-benar bisa dilintasi kapal sebagai sarana transportasi, termasuk penambahan kolam retensi 5 hektar (ha). Pengerjaannya ditarget selama dua tahun, hingga 2020,” terangnya.
Icon destinasi wisata baru ini disambut baik oleh Dinas Pariwisata Palembang. Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani mengatakan mengoptimalkan sungai di Palembang tentu berpengaruh pada sektor wisata . Sebelumnya, saat menyambut Asian Games, upaya mengenalkan Sungai Musi sebagai icon wisata juga gencar dilakukan, termasuk menciptakan destinasi mural warna-warni sungai Sekanak. Selain wisata budaya dan kuliner Palembang, Sungai Musi juga dikenalkan sebagai bagian menarik wisatawan berkunjung ke Palembang.
“Jika nantinya bisa dilintasi, tentu kapal-kapal membawa pengunjung berkeliling. Selain terhubung dengan Sungai Musi, sungai Sekanak dan Lambidaro menghubungkan destinasi-destinasi yang sudah ada, misalnya kampung Arab, kampung Almunawar, di bagian hiilir, juga ada destinasi kuliner wisata pempek 26 Ilir dan lainnya,” ujar Isnaini.
Tahun lalu, upaya restorasi tahap awal telah menelan biaya Rp7,5 milyar yang diperuntukkan bagi pembebasan lahan, memperdalam sungai, mempercantik tepian sungai dan memoles tepian sungai dengan cat warna-warni.