Purbalingga, Gatra.com – Desa Karangcengis, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah sudah lama dikenal sebagai sentra penghasil jeruk. Nama jeruknya populer dengan nama desa, Jeruk Karangcengis.
Sejak 1990-an, petani di desa ini memang membudidayakan jeruk. Jeruk Karangcengis dikenal hingga luar daerah. Konon, perpaduan asem dan manisnya khas.
Terlebih, setelah masyarakat Desa Karangcengis mengembangkan kawasan wisata buah Botania Garden (Bogar). Jeruk Karangcengis, menjadi salah satu ikon yang ditawarkan, di luar buah-buahan lain yang belakangan dikembangkan.
Tetapi, akhir-akhir ini, petani Jeruk Bogar resah. Pasalnya, tanaman jeruknya terserang penyakit aneh. Tanaman yang masih segar, mendadak mengalami rontok daun.
“Kadang tanaman itu masih bagus, daunnya masih hijau tapi suka gampang rontok daunnya, itu yang sering terjadi,” ucap Sudarno, petani jeruk Bogar.
Tak hanya itu, petani jaruk juga menghadapi masalah bungna rontok. Lazimnya, bunga mekar, layu dan kemudian kelopaknya mengering. Terkadang, buah masih kacil juga rontok.
“Sekarang kalau sudah kembang belum mekar sudah rontok lalu kalau yang jadi itu tidak sampai gede-gede, jeruknya kerdil,” ujarnya.
Dia mengatakan, tanaman jeruk di kawasan Bogar usianya memang sudah tua. Di kawasan setempat, sudah lama pula dikenal sebagai sentra jeruk. Namun, mulai tahun lalu, produktivitas anjlok.
Saking merosotnya, pedagang buah di Karangcengis sampai membeli jeruk dari luar daerah. Imbasnya, harga jeruk Karangcengis pun turun drastis.
“Banyak kiriman dari daerah Jatim,” tuturnya.
Sudarno meminta Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga agar mengecek tanaman jeruk di Karangcengis untuk mengetahui penyebab penyakit tanaman ini. Ia juga meminta Dinas untuk tanah di Karangcengis diperiksa.
“Akhir-akhir ini memang menurun, apakah memang rezekinya dikurangi atau tanahnya sudah bosen jadi orang-orang banyak yang akhirnya berspekulasi sendiri,” katanya.
Menurut Sudarno, selain jeruk, Jambu Citra yang kini juga banyak ditanam oleh masyarakat juga mengalami permasalahan yang sama. Akibatnya, ada sebagian tanaman yang kemudian dibongkar.