Bandung, Gatra.com- Operasional Bandara Husein Sastranegara tidak terkena dampak dari erupsi Gunung Tangkuban Perahu Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (26/7). Kendati demikian, perkembangannya terus dipantau.
Manager of Airport Maintenance yang juga menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Executive General Manager Bandara Husein Sastranegara, Iwan Winaya memastikan sejumlah penerbangan di bandara yang berada di Kota Bandung tersebut tidak terganggu.
"Sampai dengan saat ini tidak ada pengaruh operasional penerbangan," ujar Iwan saat dihubungi, Jumat (26/7).
Dia katakan, abu vulkanik memang dapat membahayakan penerbangan. Maka pihaknya segera menerbitkan Notice to Airmen (Notam) untuk menutup penerbangan jika itu terjadi.
Hal tersebut serupa saat erupsi Gunung Agung, Bali menutupi ruang udara di atas Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Erupsi mengeluarkan material abu, khawatirnya mengganggu mesin pesawat. Tapi arah angin sejauh ini tidak mengarah ke Bandara atau ruang udara (di jalur perlintasan pesawat)," paparnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya berkoodinasi dengan sejumlah stakeholder lainnya, seperti Angkasa Pura II dan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav) Indonesia untuk terus melakukan pemantauan.
Jika ada perkembangan terkait kondisi bandara dengan erupsi Gunung Tangkuban Perahu, pihaknya akan menutup sementara. "Kalau ada perkembangan pasti akan ditindaklanjuti. Kalau memang membahayakan, kami akan close sementara," pungkasnya.
Sebelumnya, peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik.
Kepala PVMBG Kasbani mengatakan, erupsi terjadi pada pukul 15.48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak atau 2.284 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.
Kendati begitu, Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I atau normal dengan sejumlah rekomendasi. Dia menyatakan masyarakat di sekitar lokasi gunung, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah ratu dan kawah Upas.
"Tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks (Gunung Tangkuban Parahu)," ujar Kasbani.