Pekanbaru,Gatra.com - Wakil Ketua DPRD Riau, Taufik Arakhman, menyarankan Gubernur Riau Syamsuar untuk merinci program Riau Hijau. Sebab politisi Partai Gerindra yakin kalau program Riau Hijau tidak dibekali parameter yang jelas, justru akan membuat bingung Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai pelaksana.
"Memang Pak Syamsuar pernah membikin program Siak Hijau saat jadi Bupati. Tapi sekarang kan dia gubernur, wilayah kerjanya luas, makanya harus ada penjelasan batasan-batasan program biar OPD sebagai pelaksana tahu apa yang mesti dikerjakan," katanya kepada Gatra.com Jum'at (26/7).
Kejelasan parameter Riau Hijau kata Taufik, akan membantu pimpinan OPD untuk bekerja optimal. "Kalau ada parameter kan mereka juga bisa menyusun rencana kerja dinas, sehingga out putnya menjadi terukur. Jadi kalau Riau Hijau itu hanya untuk kehutanan dan perkebunan, berarti persoalan hemat energi listrik, pengurangan plastik, sementara waktu belum masuk prioritas," katanya.
Adapun Riau Hijau saat ini sudah menjadi tema ulang tahun Riau yang ke 62 tahun. Tema tersebut menunjukan adanya kepedulian Pemda Riau terhadap persoalan lingkungan hidup di Riau. Sebagai gambaran, Riau sendiri memiliki sejumlah persoalan lingkungan hidup, seperti laju deforestasi.
Untuk diketahui tutupan hutan Riau pada tahun 1990 adalah sebesar 5.446.007 hektare, namun seiring waktu mengalami penurunan. Pada tahun 2017 luas tutupan hutan itu tinggal 1.412.982 hektare. Artinya selama 27 tahun terakhir laju deforestasi di Riau sebesar 4.033.025 hektare.
Tak hanya dari kalangan legislator, program Riau Hijau ini juga menuai kritik dari pegiat lingkungan hidup di Riau. Pasalnya, program yang menyasar sektor lingkungan hidup itu tidak terkonsep dengan baik. Sehingga pada tataran pelaksanaan, program ini diragukan bakal berujung optimal.