Turki, Gatra.com - Bank sentral Turki secara tajam memangkas suku bunga utamanya hingga 425 basis poin dengan maksud untuk memacu laju perekonomian setelah mengalami krisis. Bank sentral Turki menurunkan tingkat repo satu minggu dari 24%, setelah mata uang Turki, Lira jatuh dan mengalami inflasi ke level tertinggi 15-tahun di atas 25%, serta mendorong kenaikan suku bunga yang agresif.
"Harga konsumen telah turun di bawah 16%, membuka pintu bagi pelonggaran moneter pertama dalam empat setengah tahun di ekonomi terbesar di Timur Tengah. Lira bergejolak awal tahun ini setelah melemah hampir 30% terhadap dollar pada tahun 2018 dan telah stabil dalam beberapa pekan terakhir, meskipun Turki menghadapi ancaman sanksi A.S. atas pembelian sistem rudal Rusia," ujar seorang pakar ekonom seperti dilansir CNBC, Jumat (26/7).
Kebijakan ini dilaksanakan oleh Kepala Bank Sentral Turki, Murat Uysal setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memecat Murat Centikaya karena menolak untuk memotong suku bunga utama hingga 300 basis poin. Centikaya dikatakan hanya akan memotong suku bunga sebesar 100 basis poin dan diprediksi akan terjadi pelonggaran semakin tajam sementara Erdogan ingin tingkat bunga yang lebih rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
"Stimulus kebijakan pemotongan 425 poin dapat membantu mengangkat ekonomi Turki dari resesi serta mengurangi tingkat pengangguran 13% di Turki. Selain itu pula, membebaskan peminjam yang menghadapi beberapa tingkat bunga riil tertinggi di pasar-pasar berkembang dunia," katanya.
Sebagai informasi, krisis Turki tahun lalu disebabkan akibat adanya peranan politik yang menekan independensi bank sentral Turki. Ekonomi Turki menyusut tajam di kuartal kedua berturut-turut pada awal 2019 karena krisis mata uang, inflasi dua digit yang terus-menerus dan suku bunga tinggi yang berdampak pada output perekonomian keseluruhan.