Jakarta, Gatra.com - Kanker paru saat ini menjadi kanker yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit tersebut masih menjadi momok menakutkan yang berpotensi menghilangkan nyawa penderitanya.
Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), dr. Nina Kemala Sari menyebutkan penyakit kanker paru masih menduduki peringkat paling atas dari penyakit kanker yang diidap kaum pria.
Nina menyebutkan angka diagnosanya penderita penyakit kanker paru pada pria tahun 2018 mencapai 160.577 orang. Setelahnya ada kanker kolorektal, liver, prostat, dan leukemia.
"Untuk laki-laki (penyakit) paling banyak tuh kanker paru," ujar Nina ketika ditemui di Jakarta, Kamis (25/7).
Sedangkan untuk wanita, urutan diagnosa teratas adalah kanker payudara yang mencapai angka 188.231 di tahun yang sama.
Ia menambahkan angka kematian dari penyakit kritis tersebut mencapai 207.201 jiwa pada tahun 2018.
Dari total populasi masyarakat Indonesia saat ini yang mencapai 266.794.986 jiwa, penderita kanker paru menurutnya bisa mencapai presentase hingga 8,6% per tahun.
Nina menyebutkan rokok berperan penting terhadap kanker paru. Beberapa studi dan kajian internasional menyebutkan bahwa rokok juga berperan menyebabkan polusi udara.
"Jadi polusi udara itu sudah bercampur dengan rokok, knalpot, dan industri pabrik," kata Nina.
Indonesia, menurut Nina seharusnya belajar dari Singapura karena negara tersebut telah mempunyai regulasi dan sanksi yang tegas dalam urusan rokok. Misalnya dengan membuat regulasi batas minimum perokok itu minimal berusia 21 tahun.
"Sebelumnya Singapura menetapkan usia boleh merokok itu 15 tahun, kemudian dinaikkan menjadi 18 tahun. Ternyata dengan kebijakan tersebut diagnosis kanker di Singapura turun drastis," ujarnya.
Negara tersebut sambungnya juga sangat membatasi area boleh merokok. "Masih ada tempat buat merokok, tapi makin sedikit dan makin ketat."