Semarang, Gatra.com- Lokalisasi Argorejo atau dikenal dengan Sunan Kuning yang akan ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang diserbu wanita penghibur baru. Mereka diduga berasal dari tempat karaoke liar di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang disegel petugas satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP ) Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Koordinator Lentera Asa Semarang yang selama ini mendamping warga binaan di Sunan Kuning, Ari Istiyadi, menyatakan sepekan pascapenutupan tempat karaoke liar di kawasan MAJT banyak menjumpai wajah-wajah baru perempuan penghibur berada di lokalisasi tersebut
"Mereka masih asing, bila penghuni Sunan Kuning kami pasti sudah mengenalnya karena sudah lama melakukan pembinaan terhadap perempuan di sini. Mereka mengaku semula bekerja di karaoke di kawasan MAJT," katanya kepada Gatra.com di Sunang Kuning, Kamis (25/7).
Padahal, lanjut ia, saat ini pengurus Sunan Kuning masih disibukan dengan pendataan dan verfikasi terhadap perempuan warga binaan yang ada karena lokalisasi tersebut akan segera ditutup oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Untuk itu, Lentera Asa akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya guna mencari jalan keluar mengatasi permasalahan bertambahnya penghuni baru Sunan Kuning yang berasal dari tempat hiburan karaoke di kawasan MAJT.
"Tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan sweeping terhadap pendatang baru ini supaya jumlah penghuni Sunan Kuning tidak bertambah. Ini berkaitan dengan pendataan yang telah dilakukan Dinas Sosial untuk mendapat jatah jaminan hidup dari Kementerian Sosial," ujar Air
Menurut ia, dari pendataan dan verifikasi terhadap perempuan warga binaan sudah terdata sebanyak 350 orang. Proses pendataan dan verifikasi akan terus berlangsung hingga mencapai target 450 warga yang tercatat.
"Pendataan masih terus dilakaukan sambil menunggu realisasi dari pemerintah untuk mencairkan bantuan jaminan hidup untuk bekal mereka bila keluar dari lokalisasi Sunang Kuning," katanya.
Sementara itu, pemandu karaoke di Sunan Kuning merasa keberatan dengan adanya pendatang baru perempuan penghibur karena kondisi semakin sepi pengunjung setelah adanya rencananya penutupan lokalisasi terbesar di Semarang ini.
"Job pekerjaan kami saja sekarang sudah sepi, bila ditambah pendatang baru tentunya akan semakin sepi," ujar seorang perempuan pemandu karaoke yang enggan ditulis namanya.
Dia meminta permasalahan tersebut segera diatasi, supaya tidak terjadi gesekan dengan para penghuni lama sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. "Kami juga butuh penghasilan untuk menghidupi keluarga di kampung," kata dia.