Jakarta, Gatra.com - Ahli hukum tata negara dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Bivitri Susanti, mengulas buku "Law and Politics of Constitutional Courts: Indonesia and the Search of Judicial Heroes" karangan Stefanus Hendrianto. Menurutnya, buku ini membahas mengenai "pahlawan keadilan" (judicial heroes) yang sangat jarang muncul di benak masyarakat Indonesia.
Menurutnya, selama dua dekade bekerja di bidang reformasi hukum dan pengadilan, tidak pernah menanyakan persoalam judicial heroes ini. Menurutnya, hal itu disebabkan karena sering kali masyarakat diarahkan untuk memperbaiki pengadilan di Indoensia yang dianggap bobrok.
"Juga karena hakim cenderung dianggap sebagai corong undang-undang sehingga mereka cenderung akan memutus perkara berdasarkan undang-undang," katanya di Pakarti Center, Jakarta, Kamis (25/7).
Ia menyebutkan, dalam buku ini Hendrianto mencari sosok hakim ketua yang mempunyai karakter kepemimpinan dan pemikiran kuat hingga memengaruhi proses pembuatan putusan. Dan dalam buku ini dikupas lebih jauh mengenai Mahkamah Konstitusi (MK) Indonesia.
"Sebenarnya yang dimaksud dalam buku ini sebagai judicial heroes sama halnya dengan kata pahlawan dalam bahasa Indonesia. Akibatnya, kita akan cenderung mencari orang yang dipuji-puji pada suatu masa perjuangan," kata Bivitri.
Padahal, lanjut Bivitri, kata pahlawan juga berkaitan erat dengan perjuangan yang dimenangkan. Menurutnya, Hendrianto tidak ingin mencari orang yang harus dipuji, tetapi karakter hakim yang bisa menangkan perjuangan.
"Buku ini menggambarkan bagaimana karakter kepemimpinan serta pemikiran beberapa hakim ketua MK yang mampu mendorong kedelapan hakim lainnya membuat putusan yang sesuai dengan pemikirannya," ungkap dia.
Dalam buku ini juga, lanjut Bivitri, menceritakan tentang mantan Ketua MK, Jimly Asshidiqie dan Mahfud MD, yang dianggap memiliki karakter kuat. Namun, Hendrianto tidak bermaksud mengkultuskan satu atau beberapa ketua MK dan merendahkan yang lainnya.
"Hendrianto mengulas kepemimpinan beberapa hakim ketua itu bukan dalam arti mencari pahlawan sebagaimana masyarakat menginginkan keberadaan orang yang dipuja secara berlebihan," ungkapnya.
Buku ini dinilai Bivitri dapat memperkaya alat analisis dalam dunia hukum Indonesia. Selain itu, dalam buku ini juga sangat kaya dengan ulasan putusan secara terperinci serta bagian dari sejarah lahirnya MK melalui cara pandang berbeda.