Purbalingga, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah akan meminjamkan torn atau tempat penampung air berukuran besar ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga, Muhsoni, mengatakan langkah ini dilakukan karena kebanyakan di desa tidak memiliki penampung air berkuruan besar sehingga proses distribusi air bersih kepada warga mengalami kendala.
"Salah satu kendala desa-desa yang mengalami krisis air bersih tidak memiliki tempat penampung air berukuran besar. Selama ini warga menampung menggunakan ember-ember kecil sehingga proses pengiriman lambat," katanya, Kamis (25/7).
Menurut ia, BPBD memiliki 48 torn dengan volume minimal 2.000 liter yang akan dipinjamkan ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih agar proses pengiriman bisa berjalan lebih cepat karena ada tempat penampungan air yang memadai.
Dengan adanya penampungan air ini, lanjut Muhsoni, akan mempercepat proses pengiriman air bersih kepada warga yang membutuhkan sehingga armada tangki yang membawa air bersih bisa menjangkau lebih banyak desa dalam sehari.
"Kami hanya memiliki empat tangki air ditambah dua tangki dari PMI. Untuk itu proses distribusi harus cepat. Kalau sehari harus mengirimkan ke banyak daerah kewalahan,”ucapnya.
Lebih lanjut ia, menyatakan, percepatan proses pengiriman air bersih itu harus dilakukan sebab saat ini di Purbalingga sudah ada sebanayk 34 desa di 15 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Setiap pekan, satu desa mendapatkan kiriman air bersih sebanyak dua kali.
Hingga saat ini, BPBD Purbalingga telah mengirimkan sebanyak 357 tangki air bersih kepada masyarakat yang kekurangan air bersih, dengan perincian 292 tangki berasal dari BPBD, sedangkan sisanya dari PMI Purbalingga dan program corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta..
"Diperkirakan pada akhir Juli hingga Agustus mendatang jumlah desa yang mengalami krisis air bersih semakin meluas. Sedangkan armada tangki kami tidak bisa menambah armada, solusi tercepat adalah pada proses distribusinya. Pada 2019 diperkirakan sebanyak 75 desa akan mengalami krisis air bersih," ujarnya.