Banjarnegara, Gatra.com - Pengelola biro perjalanan wisata dari berbagai daerah di Indonesia mengkritik konsep pengembangan objek wisata di wilayah Banjarnegara dan Purbalingga, Jawa Tengah.
Hal itu terungkap pada perhelatan Pebemas Travel Mart II yang digagas Perhimpunan Biro Perjalanan Eks-Karesidenan Banyumas (Pebemas) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Pemkab Banjarnegara, serta Gabungan Paguyuban Travel Agent Nusantara (Gapatara), 23-25 Juli 2019.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jawa Tengah Robertus Wahyu, mengaku terkesan dengan kehadiran dua objek wisata baru di kedua kabupaten tersebut. Meski demikian, dia meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung.
"Saya terkesan kali ini karena ada beberapa objek baru, seperti Danau Tampomas di Banjarnegara yang bisa menjadi pilihan selain Dieng. Itu kan bekas tambang batu jadi masih membutuhkan jalur pengaman bagi pengunjung. Harus ada tanda mana daerah yang tidak boleh dimasuki wisatawan, karena lokasinya yang bekas tambang itu," ujarnya di Hotel Surya Yudha Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (25/7).
Selain masalah jalur pengaman, Robertus juga melihat kurangnya aliran listrik ke kawasan tersebut. Kawasan yang memiliki pemandangan cukup indah ini tak bisa dinikmati saat malam hari.
Dia sempat memuji suasana malam di Goa Lawa Purbalingga (Golaga) Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Setelah dipercantik tahun lalu, objek wisata ini memiliki keunikan tersendiri.
"Malamnya sudah dibuat bagus, lampu-lampu sudah oke, ada kafe tapi tinggal menambah estetikanya. Golaga membutuhkan seorang barista atau peracik kopi, saat menyeduh minuman itu bisa menjadi atraksi yang menambah minat wisatawan untuk berkunjung," ujarnya.
Ketua Gapatara, Edo Nardi, mengatakan, animo peserta dari kalangan pelaku wisata cukup tinggi, namun sebaliknya, peran serta pemerintah daerah masih belum terasa. Semestinya, mereka turut terlibat dalam proses perencanaan kegiatan promosi pariwisata tersebut.
"Travel mart ini kan dirancang oleh komunitas dan paguyuban pelaku hingga biro perjalanan wisata. Pemerintah daerah juga kebagian rezeki karena objek wisatanya ikut dipromosikan. Paling tidak, kehadiran para pengampu kebijakan pada acara ini sangat kami tunggu," kata Edo.
Gapatar, kata Edo, merupakan gabungan dari biro perjalanan wisata di seluruh Indonesia. Mereka berkomitmen untuk turut mempromosikan pariwisata baik di daerah hingga luar negeri. "Saran saya, coba libatkan pelaku wisata dari berbagai elemen saat membangun sebuah objek wisata. Tanya mereka, seperti apa sih yang dibutuhkan oleh konsumen."
Sementara itu, Ketua Pebemas, M Kardiyo mengatakan, peserta yang mendaftar mencapai 140 buyer. Peserta berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra serta Bali.
"Total yang kami undang secara keseluruhan ada 230 peserta dari seluruh daerah di Indonesia. Untuk seller yang hadir ada sekitar 50 orang. Sebagian besar dari wilayah Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas dan Cilacap," ujarnya.