Menanti Kejutan MyGo Vietnam
Viettel Group meluncurkan aplikasi MyGo untuk menandingi Gojek dan Grab di Vietnam. Sudah punya 105.900 kendaraan terdaftar di 63 kota dan provinsi.
-----------
Belakangan layanan ride hailing –di mana para pengguna bisa memesan kendaraan dan mengantarkan mereka ke tempat tujuan—semakin berkembang. Perkembangan ini menarik perusahaan untuk ramai-ramai terjun ke layanan ini. Sebut saja Uber asal Amerika Serikat, Gojek milik Indonesia, sampai Grab asal Singapura. Tak mau ketinggalan, raksasa telekomunikasi asal Vietnam, Viettel Group, turut meramaikan pasar industri berbagi tumpangan pada Juni lalu.
Viettel Group meluncurkan aplikasi MyGo yang menyediakan jasa ride hailing sepeda motor, mobil, truk, hingga pengiriman. Akhir Juni lalu, MyGo sudah dapat diunduh melalui perangkat iOS dan Android.
CEO Viettel Post, Tran Trung Hung, menjelaskan alasan utama di balik pembuatan MyGo adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Viettel serta masyarakat Vietnam. “Ini merupakan pasar potensial, tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di kota-kota kecil. Basis pelanggan kami adalah nasional, dan kami memiliki tujuan untuk menyediakan layanan ini bahkan sampai ke pelosok,” ujar Tran, seperti dikutip dari The Deal Street Asia.
Saat ini, MyGo memiliki 105.900 kendaraan terdaftar yang akan melayani 63 kota dan provinsi di seluruh Vietnam. Mengutip CNBC, jumlah ini terdiri dari 98.000 unit sepeda motor, 7.300 unit mobil, dan 600 unit truk. Per 27 Juni lalu, MyGo memiliki 71.000 mitra pengemudi dan berharap dapat mencapai 100.000 mitra pengemudi pada 1 Juli. Jika dilihat dari aplikasi PlayStore, aplikasi ini sudah diunduh oleh 5.000 orang.
Tran optimistis, MyGo dapat bersaing dengan Gojek dan Grab yang notabene sudah lebih dahulu masuk ke pasar Vietnam. “Pasar [layanan] ini sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi, yang telah mengubah perilaku konsumen adalah kombinasi dari pertumbuhan ekonomi dan produk yang telah tersedia di pasar. Dengan perekonomian yang terus tumbuh, masih akan ada banyak peluang bagi kami,” ia menerangkan.
Pasar ride hailing Vietnam telah diramaikan oleh Grab yang hadir sejak Oktober 2014. Grab telah beroperasi di 36 kota di seluruh Vietnam. Tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Singapura itu mengkalim memiliki lebih dari 175.000 mitra pengemudi di seluruh Vietnam.
Jumlah itu jauh lebih unggul ketimbang Go-Viet, yang baru mampu merekrut 35.000 mitra pengemudi berdasarkan data pada September 2018 sampai Januari 2019. Go-Viet juga baru tersedia di dua kota, yaitu Hanoi dan Ho Chi Minh.
Menurut Tran, pihaknya tidak takut bersaing dengan memberikan harga yang murah kepada pelanggan tanpa hal itu memengaruhi laba Viettel Post. “Kami dapat berbagi biaya yang murah dengan pengguna tanpa hal itu memengaruhi laba kami. Kami berharap dapat meraup keuntungan dalam beberapa tahun awal beroperasi, pada 2021,” Tran mengungkapkan.
MyGo, menurut Tran, punya peluang besar. Pasalnya, MyGo diluncurkan oleh perusahaan milik negara dengan skala bisnis yang besar. Tran berpendapat strategi yang tepat dilakukan dalam persaingan layanan ride hailing ini adalah dengan mengalokasikan pembiayaan kepada kebutuhan pelanggan. “Tujuan akhir bisnis bagi para perusahaan luar negeri adalah laba. Mereka memberikan keuntungan kepada pelanggan tetapi mereka harus menemukan cara menghasilkan keuntungan. Kami akan menjalin kerja sama dengan UKM Vietnam dan juga meningkatkan kesejahteraan mitra ataupun pelanggan,” kata Tran.
MyGo juga mengembangkan layanan pengantaran barang dengan truk. Menurut Tran, layanan tersebut dapat memangkas biaya logistik yang diklaim mengambil porsi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB). Manfaat yang kedua, layanan itu turut meningkatkan transparansi bisnis dengan memudahkan pengguna mengetahui jumlah biaya total, lengkap dengan detail rutenya.
MyGo juga t mengembangkan layanan jasa pengantaran makanan. Tran tidak menutup kemungkinan ke depannya bahwa MyGo juga melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga seperti Myanmar dan Kamboja. Namun, hal itu belum menjadi prioritas. “Kami masih fokus memastikan layanan yang sudah ada benar-benar bermanfaat bagi pengguna,” ujar Tran.
Sampai penghujung 2019, MyGo akan fokus untuk meningkatkan bisnis berdasarkan review dan pengalaman dari pelanggan. Meski begitu, Tran mengaku pihaknya belum menetapkan besaran investasi, maupun target pendapatan MyGo.
Untuk diketahui, Viettel Group merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Vietnam. Perusahaan yang didirikan sejak 2004 ini merupakan perusahaan milik negara yang dioperasikan oleh Menteri Pertahanan Vietnam. Viettel Group punya 111 paten dan memproduksi 78 teknologi. Berdasarkan data tahun 2017, jumlah pekerja di perusahaan ini diperkirakan sebanyak 50,000 pekerja yang tersebar di tiga benua: Asia, Amerika, dan Afrika. Tahun lalu pendapatan Viettel Group sebesar 16,68 triliun dong Vietnam.
Aulia Putri Pandamsari
---------------g ----------------