Jakarta, Gatra.com - Buku Law and Politics of Constitutional Court: Indonesia and the Search of Judicial Heroes yang ditulis oleh Stefanus Hendrianto pada 2018 lalu, banyak mengulas tentang Mahkamah Konstitusi (MK) Indonesia. Selain itu, dalam buku ini juga dibahas mengenai hakim MK yang dianggap berbeda dengan hakim lainnya yakni Jimly Asshidiqie dan Mahfud MD.

Menanggapi hal ini, mantan ketua MK tahun 2003-2008, Jimly Asshidiqie mengatakan bahwa buku ini bisa memberi inspirasi akan pentingnya penataan struktur kelembagaan negara di semua cabang.

"Jadi eksekutif, legislatif, yudikatif, kita perlu banyak orang yang bisa dijadikan rule model untuk dijadikan sistem internal," ujarnya di Pakarti Center, Jakarta, Kamis (25/7).

Menurutnya, dengan adanya sistem internal yang kuat, siapapun yang menjalankannya akan terus berkembang berdasarkan prinsip negara hukum Pancasila.

"Jadi leadership itu sistem, sedangkan orang itu teladan, rule model," katanya.

Ia mencontohkan, saat ini presiden Indonesia memasuki periode kedua, artinya akan memimpin selama 10 tahun. Oleh karena itu, diharapkan presiden saat ini dapat membuat suatu sistem yang ajeg.

"Jadi kita jangan terlalu terpaku pada orangnya, negara kita harus jalan terus ini perahu kapal besar republik Indonesia, itu harus jalan terus, kita modernisasi," ujarnya.