Washington, D.C, Gatra.com - Korea Utara menembakkan dua rudal di dekat kota Wonsan dengan kecepatan 430 km dan mencapai ketinggian 50 km pada Kamis (25/7). Dilaporkan media Jepang, Kyodo News, rudal tidak mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang. Tidak berdampak pada keamanan nasional Jepang.
Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Korea Selatan menuturkan, penembakan rudal balistik ini menimbulkan keraguan terhadap upaya denuklirisasi antara Presiden Amerika Donald Trump dan Kim Jong Un pada akhir Juni lalu. Meski Gedung Putih, Pentagon dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) belum memberikan komentarnya terkait hal tersebut.
"Kami mengetahui laporan proyektil jarak pendek yang diluncurkan dari Korea Utara. Kami tidak bisa berkomentar lebih lanjut," kata seorang Pejabat Senior Pemerintah AS kepada Reuters, Kamis (25/7).
Donald Trump dan Kim Jong Un bertemu bulan lalu. Mereka setuju untuk melanjutkan pembicaraan yang terhenti sejak pertemuan puncak mereka yang gagal di Hanoi pada bulan Februari. Namun Korut sejak itu mengkritik tajam wacana latihan militer antara AS dan pasukan Korea Selatan.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pada awal bulan ini, Washington mengingkari komitmen secara sepihak. Terutama saat mengadakan latihan militer dengan Korea Selatan. Akibatnya, Pemimpin Pyongyang mempertimbangkan kembali komitmennya untuk menghentikan tes senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua.
"Korea Utara jelas kesal karena AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer bersama," kata Harry Kazianis dari Pusat Kepentingan Nasional Washington.
Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo mengatakan pada pekan lalu, Departemen Luar Negeri terbuka kepada Korea Utara untuk memulai pembicaraan.