Jakarta, Gatra.com - Impor baja khususnya non standar nasional Indonesia (NSNI) marak terjadi di Indonesia dan itu memberikan dampak negatif untuk produsen baja nasional khususnya industri baja lapis seng (Bj.LS) dan baja lapis alumunium seng (Bj.LAS).

Ketua Umum Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan, banyaknya baja yang beredar karena belum ditegakkanya hukum dengan benar. 

“Banyak barang impor yang tidak sesuai dengan standar seperti ketebalan baja yang tidak mencapai 0,20. Ini lah perlu ditekankan melalui suatu kontrol yang ketat,” kata Johnny dalam Forum Group Descussion Peredaran Produk Baja Impor Non SNI Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/7).

Johnny mengharapkan terjadi fair treatment terhadap produk impor baja yang masuk ke dalam negeri. 

“Jangan mudah masuk ke Indonesia karena alasan murah atau sebagainnya,” tegasnya.

Johnny menyinggung masa kepemimpinan Presiden Jokowi yang tentunya masih akan mendorong terjadinya pembangunan infrastruktur. 

“Infrastruktur itu memerlukan baja, kalau semuanya di impor dan permasalahan impor baja ini tidak ditangani secara serius, akan menyebabkan industri baja nasional akan bangkrut,” jelasnya.

Anggota Komisi VII, Maman Abdurrahman mengatakan, ini semua terkait dengan pengawasan dan peraturan. 

“Jadi, memang permasalahannya ialah bagaimana aparatur penegak hukum bisa bekerja sama dengan instansi untuk membentuk suatu tax force dan investigasi guna mengantisipasi berbagai produk baja yang tidak sesuai dengan aturan,” katanya.