Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum DPN Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen mengatakan, salah satu penyebab turunnya produksi gula dipicu kurangnya pemanfaatan teknologi.
Salah satu teknologi penting yang harus digunakan para petani tebu ialah teknologi sensor tanah. Dengan teknologi ini, petani dapat mengetahui karaktetistik masing-masing tanah.
"Sensor GPS harus mampu menunjukkan karakteristik tanah, bagaimana kondisi airnya, apa kandungan kimianya. Dengan demikian, dapat diketahui jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanah. Sekarang belum terjadi," jelas Soemitro, saat ditemui di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (24/7).
Meski teknologi itu sangat penting, namun para petani tebu rakyat tidak dapat menggunakannya karena terbentur masalah biaya. Dia meminta pemerintah untuk dapat menyediakan alat itu untuk mendukung produksi tebu petani dalam negeri.
Selain teknologi, kendala petani tebu khususnya di Jawa berada pada letak lahan yang terpencar. Hal itulah yang menjadikan lahan tebu di sana sulit dijangkau oleh alat-alat mekanik.
"Lahan-lahan tebu punya petani ini kenyataannya tidak menyatu. Tersebar di beberapa tempat. Misalnya di satu kawasan ada 10 hektare, tapi itu tersebar di 10 tempat. Makanya, alat-alat mekanik juga jadi susah buat ke sana," imbuhnya.