Home Politik Densus 88 Gandeng Kedubes dan PPATK, Usut Aliran Dana JAD

Densus 88 Gandeng Kedubes dan PPATK, Usut Aliran Dana JAD

Jakarta, Gatra.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggandeng kepolisian sejumlah negara untuk menyelidiki aliran dana dari pengendali kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia, Saefulah. Dana itu diperoleh dari lima negara. 

"Kita kerja sama dengan kepolisian di beberapa negara, dari Densus sudah menyampaikan para perwakilan Kedutaan Besar di Indonesia, ada Liaison Officer (LO) di bidang keamanan dan pertahanan. (Mereka) diundang Densus 88 untuk tukar-menukar informasi terkait jaringan terorisme di Indonesia dan di beberapa negara," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/7).

Pertemuan Densus 88 Antiteror dengan para perwakilan Kedube itu akan dimulai pekan ini. Pihaknya juga bakal menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengusut aliran dana tersebut.

"Mereka (Densus 88) juga bergerak, kita juga berkgerak. Nanti saling tukar informasi apa yang kita dapat, termasuk aliran dana ini dengan PPATK," jelas Dedi.

Sebelumnya, Saefulah menerima 12 aliran dana dari lima negara sejak Maret 2016 hingga September 2017. Total dana $28.921.89 yang dikirim melalui Western Union.

Dana itu digunakan untuk operasionalisasi JAD dan diterima oleh kaki tangan Saefulah yakni Novendri, yang ditangkap di Padang pada Kamis (18/7). Pengirim uang kepada Saefulah antara lain:

1.Yahya Abdul Karim dari Trinidad & Tobago (4 kali);

2. Fawaaz Ali dari Trinidad & Tobago;

3. Keberina Deonarine dari Trinidad & Tobago;

4. Ahmed Afrah dari Maldives;

5. Ricky Mohammed dari Trinidad & Tobago (2 kali);

6. Ian Marvin Bailey dari Trinidad & Tobago;

7. Pedro Manuel Morales Mendoza dari Venezuela;

8. Mehboob Suliman dari Jerman;

9. Simouh Ilyas dari Jerman;

10. Muslih Ali dari Maldives;

11. Furkan Cinar dari Trinidad & Tobago;

12. Jonius Ondie Jahali dari Malaysia.

Uang yang diterima Saefulah diberikan lagi kepada kaki tangannya yaitu Novendri. Duit itu digunakan untuk operasionalisasi JAD. Saefulah juga mengatur perjalanan Muhammad Aulia dan 11 orang lainnya ke Khorasan, Afghanistan.

Khorasan diduga sebagai lokasi menetapnya Saefulah saat ini. Namun Aulia Cs dideportasi di Bangkok pada 13 Juni 2019, kemudian ditangkap di Bandara Kualanamu, Medan, oleh Densus 88 Antiteror. Polisi juga masih memburu Abu Saidah, pria suruhan Saefulah guna bertemu dengan Novendri di Mal Botani Bogor pada September 2018, untuk memberikan Rp18 juta.

Lantas Rp16 juta dari duit itu Novendri serahkan ke pemimpin JAD Bekasi yakni Bondan untuk pembuatan bom guna melakukan aksi teror pada demonstrasi 21-22 Mei lalu di depan kantor Badan Pengawas Pemilu, tapi dalam kurun waktu 8-14 Mei mereka diringkus polisi.

Saefulah juga menyuruh Novendri memberikan dana ke Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso. Selanjutnya, Saefulah juga berencana mengirimkan uang kepada anggota JAD Kalimantan Timur, Yoga, untuk membeli senjata dari Filipina dan diselundupkan ke Indonesia. Yoga yang diringkus pada Juni 2019 itu berperan sebagai perantara JAD Indonesia dan jaringan teroris Filipina di Malaysia. 

 

 

110